Pemerintah Provinsi Bengkulu menerbitkan informasi pembangunan daerah yang dikemas dalam bentuk komik atau cerita bergambar pada tahun 2024.
"Dibuat semenarik mungkin, informasi pembangunan ini nanti disampaikan dalam bentuk cerita bergambar bentuk komik, sehingga menarik untuk dibaca, khususnya generasi muda," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Kamis.
Gubernur Bengkulu menjelaskan, pemerintah daerah menyebarluaskan informasi pembangunan dan potensial "Bumi Rafflesia" ke masyarakat dengan berbagai media.
Hal itu juga untuk membangkitkan semangat dan kesadaran masyarakat bahwa Bengkulu tidak kalah dengan Provinsi lain di Indonesia, punya potensi besar dan strategis.
Hal itu juga untuk membangkitkan semangat dan kesadaran masyarakat bahwa Bengkulu tidak kalah dengan Provinsi lain di Indonesia, punya potensi besar dan strategis.
Pemerintah Bengkulu menyampaikannya melalui media arus utama, media dalam jaringan atau media sosial.
Kemudian, kata Rohidin, informasi pembangunan dan potensi daerah itu juga disampaikan melalui buku berjudul Bengkulu Hebat yang ditulis sendiri oleh Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Kemudian, kata Rohidin, informasi pembangunan dan potensi daerah itu juga disampaikan melalui buku berjudul Bengkulu Hebat yang ditulis sendiri oleh Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
"Nah pada 2024 kami juga akan menerbitkan semacam komik, nanti akan diambil dari unsur seni budaya Bengkulu menjadi karakter dalam komik itu seperti alat musik dol, menjadi karakter bernama Dolilah," kata Rohidin.
Menurut Rohidin, Bengkulu sebenarnya memiliki potensi begitu besar, bahkan dapat menjadi provinsi yang diperhitungkan di Pulau Sumatra.
Bengkulu bisa menjadi akses keluar masuk jalur distribusi untuk provinsi-provinsi yang ada di Sumatera Bagian Selatan. Bengkulu terhubung dengan tol laut dan juga akses langsung ke berbagai negara di bagian barat belahan bumi.
"Pada saat jalur di Selat Malaka sudah semakin padat, Bengkulu bisa menjadi serambi Pulau Sumatra, langsung terhubung dengan dunia melalui tol laut, tidak ada kemacetan kepadatan jalur laut seperti di Selat Malaka," katanya.