Pekanbaru (Antaranews Bengkulu) - Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Riau memastikan tidak menemukan adanya indikasi penyimpanan narkoba di pulau-pulau kosong dan tidak bernama di pesisir Riau seperti dugaan Badan Narkotika Nasional (BNN) sebelumnya.

"Setelah kita cek di lapangan, tidak ada. Kosong, laporannya sudah kita terima, jadi nihil narkoba," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Pol Haryono di Pekanbaru, Jumat.

BNN Provinsi Riau beberapa waktu lalu menduga terdapat sejumlah pulau tidak berpenghuni di pesisir Riau yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka dijadikan sebagai lokasi penyimpanan narkoba.

Dugaan tersebut lantas ditindaklanjuti jajaran Polda Riau dengan melakukan penyisiran pada sejumlah pulau kosong tersebut. Penyisiran dilakukan oleh personel bersenjata lengkap dengan menggunakan kapal cepat dengan mendatangi satu persatu pulau kosong di wilayah itu.

Dia merincikan, hasil penyisiran yang dilakukan Polres Dumai, Bengkalis, Meranti hingga ke Indragiri Hilir, tidak menemukan adanya narkoba di pulau-pulau tersebut.

"Ada informasi kalau terdapat pulau kosong simpan narkoba. Kita sudah perintahkan Polres Dumai cek langsung, salah satunya Pulau Babi. Itu tidak ada. Begitu juga dengan Bengkalis, Pelalawan, Siak dan Indragiri Hilir," jelasnya.

Meski begitu, dia menuturkan jajaran Polda Riau terus meningkatkan penjagaan serta mempersempit ruang gerak penyelundup narkoba. Seperti pada awal pekan ini, Polda Riau menyita empat kilogram sabu-sabu seberat 4 kilogram dari tangan dua kurir.

Narkoba tersebut diduga berasal dari Malaysia melalui jalur perairan di Kabupaten Bengkalis. Saat ini, dua tersangka berinisial AP dan RH diamankan di Mapolda Riau guna penyelidikan dan pengembangan lebih lanjut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba BNN Riau, AKBP Haldun beberapa waktu lalu mengatakan bahwa terdapat pulau-pulau kosong di pesisir Riau sebagai "gudang" narkoba.

Sindikat narkoba tersebut, kata dia, bertransaksi di tengah laut. Kemudian disembunyikan di pulau kosong untuk selanjutnya diselundupkan ke berbagai jalur tikus melalui beragam cara.

Kepala Bidang Humas Polda Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo mengakui bahwa jalur perairan merupakan jalur favorit para gembong narkoba.

"Maraknya narkoba di Riau pertama karena faktor posisi. Selat Malaka adalah salah satu jalur laut paling ramai di dunia. Penyelundupan masuk dari sana, lalu melalui pelabuhan-pelabuhan tikus," katanya.  

Guntur mengatakan, dibutuhkan sinergi rapi dari beragam lintas sektoral, seperti TNI, Badan Narkotika Nasional, Bea dan Cukai hingga masyarakat dalam upaya memberantas narkoba.

Dirinya mengklaim, komunikasi tersebut terus dilakukan. Koordinasi juga terus ditingkatkan. Targetnya adalah pelabuhan-pelabuhan tikus di daerah pesisir, yang membentang dari Rokan Hilir hingga Indragiri Hilir. Panjangnya mencapai lebih 1.200 kilometer.

Untuk itu, Polda Riau secara khusus memberikan perhatian penuh memperkuat jajaran di daerah pesisir.

Pewarta: Anggi Romadhoni

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018