Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Penjabat Wali Kota Bengkulu Budiman Ismaun menyebutkan peringatan HUT ke-299 Kota Bengkulu menjadi momen mengingatkan seluruh pihak akan pentingnya netralitas saat pilkada.
"Bengkulu bukanlah daerah muda, sudah banyak waktu yang dilalui, harusnya terus aman dan tenteram walaupun ada Pilkada," kata dia di Bengkulu, Senin.
Netralitas ini, lanjut dia, lebih ditekankan bagi aparatur sipil negara yang bertugas di lingkungan Pemerintahan Kota Bengkulu.
ASN dilarang menunjukkan keberpihakan kepada salah satu pasangan calon, atau hanya sebatas berfoto bersama, menyukai unggahan di media sosial serta tindakan-tindakan lainnya yang memperlihatkan kepada publik bentuk-bentuk dukungan tidak langsung kepada kandidat.
Waktu selama 299 tahun, lanjutnya, bukanlah sesuatu yang singkat apalagi kalau menyoal bagaimana mempertahankan keamanan, kenyamanan dan ketertiban daerah.
Baca juga: Paripurna HUT Kota Bengkulu gunakan pakaian adat
Sangat sulit mempertahankan keamanan dan ketertiban apalagi dalam waktu yang panjang, namun mudah sekali jika ingin merusaknya, dan lebih sulit lagi membangun kembali kondisi aman tersebut.
"Butuh loyalitas dan dedikasi dalam menjaga Bengkulu yang kondusif. Kita jangan berpuas diri dangan kondisi saat ini," ujarnya.
Saat ini Pilkada Bengkulu sudah memasuki tahapan kampanye pasangan calon. Sebelumnya pada 12 Februari 2018, KPU telah menetapkan empat pasang calon yang maju pada Pilkada serentak 2018 yakni, nomor urut satu, calon independen Mayor Inf David Suardi yang berpasangan dengan Bakhsir, nomor urut dua Ketua DPRD Kota Bengkulu, Erna Sari Dewi yang menggandeng Ahmad Zarkasi dan diusung parpol Nasdem, PKS serta PPP.
Wali kota petahana Helmi Hasan dengan nomor urut tiga, ia bersama calon wakilnya Dedy Wahyudi diusulkan oleh parpol PAN, Gerindra dan Partai Demokrat. Pasangan nomor urut empat yakni wakil wali kota petahana Patriana Sosialinda--Mirza yang diusung Golkar, PDIP dan Hanura.
Baca juga: Kota Bengkulu gelar upacara peringati HUT ke-299
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Bengkulu bukanlah daerah muda, sudah banyak waktu yang dilalui, harusnya terus aman dan tenteram walaupun ada Pilkada," kata dia di Bengkulu, Senin.
Netralitas ini, lanjut dia, lebih ditekankan bagi aparatur sipil negara yang bertugas di lingkungan Pemerintahan Kota Bengkulu.
ASN dilarang menunjukkan keberpihakan kepada salah satu pasangan calon, atau hanya sebatas berfoto bersama, menyukai unggahan di media sosial serta tindakan-tindakan lainnya yang memperlihatkan kepada publik bentuk-bentuk dukungan tidak langsung kepada kandidat.
Waktu selama 299 tahun, lanjutnya, bukanlah sesuatu yang singkat apalagi kalau menyoal bagaimana mempertahankan keamanan, kenyamanan dan ketertiban daerah.
Baca juga: Paripurna HUT Kota Bengkulu gunakan pakaian adat
Sangat sulit mempertahankan keamanan dan ketertiban apalagi dalam waktu yang panjang, namun mudah sekali jika ingin merusaknya, dan lebih sulit lagi membangun kembali kondisi aman tersebut.
"Butuh loyalitas dan dedikasi dalam menjaga Bengkulu yang kondusif. Kita jangan berpuas diri dangan kondisi saat ini," ujarnya.
Saat ini Pilkada Bengkulu sudah memasuki tahapan kampanye pasangan calon. Sebelumnya pada 12 Februari 2018, KPU telah menetapkan empat pasang calon yang maju pada Pilkada serentak 2018 yakni, nomor urut satu, calon independen Mayor Inf David Suardi yang berpasangan dengan Bakhsir, nomor urut dua Ketua DPRD Kota Bengkulu, Erna Sari Dewi yang menggandeng Ahmad Zarkasi dan diusung parpol Nasdem, PKS serta PPP.
Wali kota petahana Helmi Hasan dengan nomor urut tiga, ia bersama calon wakilnya Dedy Wahyudi diusulkan oleh parpol PAN, Gerindra dan Partai Demokrat. Pasangan nomor urut empat yakni wakil wali kota petahana Patriana Sosialinda--Mirza yang diusung Golkar, PDIP dan Hanura.
Baca juga: Kota Bengkulu gelar upacara peringati HUT ke-299
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018