Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu menyebutkan terdapat 8.000 kasus penyakit menular tuberculosis di daerah itu yang perlu mendapat penanganan serius.

"Ada 8.000 kasus sedangkan yang teridentifikasi baru 26 persen sehingga dibutuhkan penanganan serius dan dukungan semua pihak," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan penanganan penyakit tuberculosis (TBC) membutuhkan dukungan semua elemen, termasuk kelompok organisasi masyarakat.

Karena itu, Dinkes Provinsi Bengkulu menggandeng Aisyiyah Wilayah Bengkulu dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bengkulu menggelar program ?Ketuk Pintu.

Program ini adalah kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh kader kesehatan ke rumah-rumah warga untuk memberikan informasi mengenai TBC serta menemukan orang yang terjangkit TBC dan merujuknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan.

Herwan mengatakan penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini masuk dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian di dunia dan masih menjadi penyebab utama kematian bagi penyakit infeksi menular di Indonesia.

"Karena itu perlu penanganan serius dan mengajak sebanyak mungkin pihak yang terlibat untuk mengatasi penyakit TBC," katanya.

Ketua IDI Wilayah Bengkulu Syafriadi mengatakan, kolaborasi antara pemerintah dan organisasi masyarakat sangat efektif untuk penanganan sebuah penyakit yang sekarang masih infeksi endemik di Indonesia bahkan dunia, yakni TBC.

"Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut sehingga penanggulangan penyakit TBC lebih efektif," kata dia.

Bersama Dinkes, kata dia, pihaknya melakukan berbagai kegiatan maupun upaya pencegahan dan penyuluhan serta pendekatan kepada masyarakat terkait bahaya penyakit TBC.

Ia pun mengimbau masyarakat agar selalu menjalankan pola hidup sehat, terlebih di daerah yang rentan terkena TBC seperti daerah kumuh serta area tambang. (Adv)

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018