Kota Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu, Provinsi Bengkulu menargetkan pada 2025 dapat menurunkan angka stunting di wilayah tersebut sebanyak 4 persen.
"Untuk 2025 kita targetkan penurunan stunting di Kota Bengkulu yaitu 4 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani di Bengkulu, Minggu.
Sebab, berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 prevalensi stunting di Kota Bengkulu mengalami penurunan signifikan yaitu pada 2022 12,9 persen menjadi 6,7 persen pada 2023.
Untuk itu, Pemkot Bengkulu menargetkan angka stunting turun menjadi empat persen pada 2025 dengan harapan besar mencapai zero stunting atau nol kasus stunting.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Bengkulu Dewi Dharma menyebutkan bahwa capaian penurunan stunting tersebut merupakan hasil dari upaya terkoordinasi dan terintegrasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
"Penurunan ini adalah hasil kerja keras bersama, mulai dari edukasi gizi hingga pendampingan kesehatan untuk keluarga berisiko stunting," ujar dia.
Untuk upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait dalam menekan stunting yaitu memberikan edukasi terkait gizi, kebersihan lingkungan yang dimulai sejak calon pengantin hingga balita.
Serta sejumlah program pendukung lainnya seperti penyuluhan kesehatan, pemberian asupan gizi tambahan, dan kolaborasi dengan perguruan tinggi, media, pihak swasta, Baznas, serta masyarakat menjadi langkah strategis yang diterapkan.
Untuk itu, Dewi optimis jika angka stunting di Kota Bengkulu akan mengalami penurunan sesuai dengan target yang ditetapkan.
Sebelumnya, Dinkes bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bengkulu terus gencar melakukan pemeriksaan hemoglobin (HB) untuk para siswi di seluruh sekolah di wilayah tersebut.
Pemeriksaan HB tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya Pemkot Bengkulu mencegah stunting di daerah tersebut.
Hal tersebut dilakukan sebab, jika perempuan memiliki HB rendah maka berpotensi dapat melahirkan bayi stunting, sehingga pemeriksaan HB difokuskan untuk remaja putri tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) yang ada di Kota Bengkulu.