Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung menangkar tiga jenis penyu langka dilindungi di Taman Wisata Air Hitam, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.
"Ada tiga jenis penyu langka dilindungi yang sedang ditangkar saat ini di kawasan TWA Air Hitam," kata Kepala Resor BKSDA Air Hitam, Slamet Riyanto di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan tiga jenis penyu yang ditangkar di kawasan konservasi yang berada di pesisir pantai tersebut yakni penyu lekang (Lepidochelys olivacea) penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu belimbing (Dermochelys coriaceae).
Saat ini terdapat lima ekor tukik atau anak penyu belimbing dan lima ekor tukik penyu hijau yang baru menetas di penangkaran tersebut, sedangkan jenis penyu hijau sebanyak 200 tukik.
"Kami melibatkan masyarakat untuk menyelamatkan telur-telur penyu yang selama ini rawan diambil untuk dijual," ucapnya.
Baca juga: Puluhan telur penyu sisik menetas di penangkaran
Slamet menambahkan bahwa upaya pelestarian penyu di wilayah itu dilakukan bersama para pihak, mulai dari BKSDA, masyarakat dan sektor swasta.
Petugas bersama masyarakat rutin memantau penyu-penyu yang naik ke tepi pantai untuk bertelur dan diamankan di lokasi penangkaran.
Pelestarian penyu lanjut Slamet merupakan bagian dari pengelolaan TWA Air Hitam seluas 300 hektare yang berada di pesisir Pantai Barat Sumatera.
Selain tiga jenis penyu tersebut, jenis penyu lainnya yang kerap naik ke darat untuk bertelur adalah penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
"Seluruh jenis penyu ini termasuk satwa langka dilindungi sehingga perlu dikonservasi untuk pelestariannya," katanya.
Baca juga: Komunitas tangkarkan 170 telur penyu di Tapak Paderi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Ada tiga jenis penyu langka dilindungi yang sedang ditangkar saat ini di kawasan TWA Air Hitam," kata Kepala Resor BKSDA Air Hitam, Slamet Riyanto di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan tiga jenis penyu yang ditangkar di kawasan konservasi yang berada di pesisir pantai tersebut yakni penyu lekang (Lepidochelys olivacea) penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu belimbing (Dermochelys coriaceae).
Saat ini terdapat lima ekor tukik atau anak penyu belimbing dan lima ekor tukik penyu hijau yang baru menetas di penangkaran tersebut, sedangkan jenis penyu hijau sebanyak 200 tukik.
"Kami melibatkan masyarakat untuk menyelamatkan telur-telur penyu yang selama ini rawan diambil untuk dijual," ucapnya.
Baca juga: Puluhan telur penyu sisik menetas di penangkaran
Slamet menambahkan bahwa upaya pelestarian penyu di wilayah itu dilakukan bersama para pihak, mulai dari BKSDA, masyarakat dan sektor swasta.
Petugas bersama masyarakat rutin memantau penyu-penyu yang naik ke tepi pantai untuk bertelur dan diamankan di lokasi penangkaran.
Pelestarian penyu lanjut Slamet merupakan bagian dari pengelolaan TWA Air Hitam seluas 300 hektare yang berada di pesisir Pantai Barat Sumatera.
Selain tiga jenis penyu tersebut, jenis penyu lainnya yang kerap naik ke darat untuk bertelur adalah penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
"Seluruh jenis penyu ini termasuk satwa langka dilindungi sehingga perlu dikonservasi untuk pelestariannya," katanya.
Baca juga: Komunitas tangkarkan 170 telur penyu di Tapak Paderi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018