Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu merilis bahwa transportasi udara menjadi pendorong inflasi Bengkulu pada Maret 2018.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bengkulu, Budi Hardiyono di Bengkulu, Senin, menyebutkan transportasi udara yang memberi andil 0,1 persen secara bulanan (mtm) dari 0,37 persen inflasi Bengkulu pada Maret 2018 atau penyumbang teratas dari 10 komoditas penyokong inflasi Kota Bengkulu.

"Di bawahnya ada, cabai merah, sepeda motor, BBM, bawang merah, bawang putih, dan mobil," kata dia.

Berbeda dengan Februari 2018, transportasi udara malah tercatat sebagai penyumbang angka deflasi, karena kala itu perubahan harga layanan jasa angkutan pesawat komersial ini tertekan cukup dalam yakni mencapai minus 1,04 persen.

Kalau dilihat secara pengelompokan, menurut Budi, ada lima kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yaitu kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 1,20 persen.

Selanjutnya, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mencatatkan angka sebesar 1,03 persen. Bahan makanan juga menunjukkan hal serupa walau sedikit lebih rendah yakni sebesar 0,45 persen.

Dua kelompok lainnya juga dicatat mengalami inflasi, namun angkanya cukup rendah yakni 0,09 persen untuk makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, serta 0,07 persen untuk kelompok sandang.

Jika melihat kondisi inflasi se Sumatera, maka Bengkulu berada pada urutan ke tujuh dari 23 kota yang di data BPS. Inflasi Maret 2018 tertinggi tercatat di Kota Tembilahan yakni sebesar 1,38 secara bulanan.

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018