Mukomuko (Antaranews Bengkulu) - PT Gajah Sawit Sakti (GSS) akan membangun pabrik pengolahan minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO) di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu.
Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Budi Yanto di Mukomuko, Rabu, menyatakan PT GSS telah memenuhi persyaratan berupa bahan baku kebun kelapa sawit untuk membangun pabrik CPO di daerah itu.
"Perusahaan itu telah memiliki bahan baku yang berasal dari lahan perkebunan kelapa sawit seluas 9.000 hektare yang diperoleh dengan cara bermitra dengan petani dan kebun sendiri untuk membangun pabrik CPO," ujarnya.
Perusahaan tersebut telah memuhi persyaratan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 29 tahun 2015 yang mengatur tentang persyaratan bagi perusahaan membangun pabrik CPO.
Berdasarkan aturan tersebut, perusahaan harus melengkapi persyaratan, yakni mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit sendiri seluas 20 persen dan melalui kemitraan sebesar 80 persen dari kebutuhan bahan baku.
"Perusahaan tersebut telah menyerahkan data lahan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan dan dari kemitraan," ujarnya.
Selanjutnya, ia menyatakan, instansinya akan mengeluarkan rekomendasi perusahaan tersebut memperoleh izin usaha perkebunan budi daya.
Sementara itu, ia menyatakan, PT Muko Panen Raya Mandiri (MPRA) belum memenuhi persyaratan utuk membangun pabrik CPO di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Budi Yanto di Mukomuko, Rabu, menyatakan PT GSS telah memenuhi persyaratan berupa bahan baku kebun kelapa sawit untuk membangun pabrik CPO di daerah itu.
"Perusahaan itu telah memiliki bahan baku yang berasal dari lahan perkebunan kelapa sawit seluas 9.000 hektare yang diperoleh dengan cara bermitra dengan petani dan kebun sendiri untuk membangun pabrik CPO," ujarnya.
Perusahaan tersebut telah memuhi persyaratan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 29 tahun 2015 yang mengatur tentang persyaratan bagi perusahaan membangun pabrik CPO.
Berdasarkan aturan tersebut, perusahaan harus melengkapi persyaratan, yakni mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit sendiri seluas 20 persen dan melalui kemitraan sebesar 80 persen dari kebutuhan bahan baku.
"Perusahaan tersebut telah menyerahkan data lahan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan dan dari kemitraan," ujarnya.
Selanjutnya, ia menyatakan, instansinya akan mengeluarkan rekomendasi perusahaan tersebut memperoleh izin usaha perkebunan budi daya.
Sementara itu, ia menyatakan, PT Muko Panen Raya Mandiri (MPRA) belum memenuhi persyaratan utuk membangun pabrik CPO di daerah itu.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018