Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Para petani palawija dan jenis tanaman perkebunan di Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu mulai was-was terhadap keberadaan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di dekat kebun mereka, terutama limbah asap yang akan dihasilkan dari cerobong pembangkit.

"Sekarang saja sebelum pabrik beroperasi sudah sangat panas dan debu dari proyek sering berembus ke arah kami, apalagi kalau sudah beroperasi," kata Nurbeti, petani palawija di RT.14 Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan para petani di wilayah itu memang menggarap lahan PT Pelindo II Cabang Bengkulu. Sebagian mereka mulai bertani di wilayah itu dalam 10 tahun terakhir.

Para petani kata Nurbeti mulai cemas sebab selain mendapat limbah asap dan debu batu bara, mereka juga khawatir lahannya akan dicaplok untuk pengembangan area PLTU batu bara.

Di tengah kekhawatiran itu, para petani masih terus mengolah lahan yang hanya berjarak puluhan meter dari lokasi proyek PLTU.

"Sekarang nanam pare, cabai dan sayur-mayur lainnya yang bisa dipanen cepat untuk menghasilkan uang," ucapnya.

Petani lainnya, Ulum mengatakan, dirinya sudah kerap didatangi orang yang tak dikenalnya dan meminta meninggalkan lahan yang sudah digarapnya selama 10 tahun itu.

"Kami cemas dengan kehadiran proyek ini justru mengancam penghidupan kami. Lahan ini satu-satunya tumpuan keluarga saya untuk hidup," katanya.

Pantauan di lokasi, proyek pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang dibangun atas investasi pemerintah Tiongkok itu sedang dalam proses konstruksi.

Satu cerobong asap terlihat sudah berdiri menjulang setinggi lebih dari 100 meter. Konstruksi fasilitas lain terlihat masih berlangsung persis di tepi Pantai Teluk Sepang itu.

Diketahui, proyek PLTU batu bara Teluk Sepang berkapasitas 2 x 100 Megawatt (MW) hanya berjarak 1,5 kilometer dari Kelurahan Teluk Sepang yang dihuni lebih 3.000 jiwa penduduk.

Sejak awal pendirian proyek tersebut, masyarakat Kelurahan Teluk Sepang sudah menyampaikan penolakan karena resah dengan dampak buruk yang akan diterima, terutama debu dan asap dari pembakaran batu bara.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018