Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Berbagai sajian kuliner untuk berbuka puasa kini bermunculan, termasuk "bungkul", menu khas Kabupaten Bengkulu Tengah yang menjadi favorit warga setempat.
"Inilah kue bungkul, menu favorit buka puasa masyarakat Bengkulu Selatan," ujar Yurdaini (62), pembuat kue bungkul di Bengkulu Selatan baru-baru ini.
Identitas kue bungkul dikaitkan dengan pertanian sebagai komoditas unggulan. Beras dan santan menjadi bahan utama dalam pembuatan beragam kuliner lokal di daerah itu.
"Bahannya sederhana hanya?tepung beras, santan kelapa dan gula aren. Tambahkan pula daun suji sebagai pewarna hijau dan daun pandan untuk mengharumkan.Kemudian dikukus," paparnya.
Ketika Ramadhan, anjuran mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa mendongkrak penjualan kue bungkul. Pembeli tidak hanya warga lokal, tetapi juga luar daerah karena teksturnya yang lembut mirip bubur sumsum mudah diterima.
Lebih lanjut, Yurdaini menjelaskan, hal yang membedakannya kue bungkul dengan bubur sumsum adalah posisi gula merah.
"Untuk bubur sumsum, cairan gula merah disiram di bagian atas. Kalau bungkul, gulanya ada di posisi bawah dengan wadah yang terbuat dari daun pisang," jelasnya.
Tika Hijria (19), seorang pembeli, mengaku menyukai bungkul sebagai menu berbuka puasa karena rasanya yang gurih dan manis.
"Teksturnya lembut mirip bubur sumsum dengan citarasa gurih dan manis. Ini enak jika dikonsumsi saat buka puasa," ungkapnya.
Kue bungkul banyak dijual di pasar Ramadhan di wilayah Bengkulu Selatan dengan harga bervariasi yakni Rp5.000 untuk empat hingga lima bungkul.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Inilah kue bungkul, menu favorit buka puasa masyarakat Bengkulu Selatan," ujar Yurdaini (62), pembuat kue bungkul di Bengkulu Selatan baru-baru ini.
Identitas kue bungkul dikaitkan dengan pertanian sebagai komoditas unggulan. Beras dan santan menjadi bahan utama dalam pembuatan beragam kuliner lokal di daerah itu.
"Bahannya sederhana hanya?tepung beras, santan kelapa dan gula aren. Tambahkan pula daun suji sebagai pewarna hijau dan daun pandan untuk mengharumkan.Kemudian dikukus," paparnya.
Ketika Ramadhan, anjuran mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa mendongkrak penjualan kue bungkul. Pembeli tidak hanya warga lokal, tetapi juga luar daerah karena teksturnya yang lembut mirip bubur sumsum mudah diterima.
Lebih lanjut, Yurdaini menjelaskan, hal yang membedakannya kue bungkul dengan bubur sumsum adalah posisi gula merah.
"Untuk bubur sumsum, cairan gula merah disiram di bagian atas. Kalau bungkul, gulanya ada di posisi bawah dengan wadah yang terbuat dari daun pisang," jelasnya.
Tika Hijria (19), seorang pembeli, mengaku menyukai bungkul sebagai menu berbuka puasa karena rasanya yang gurih dan manis.
"Teksturnya lembut mirip bubur sumsum dengan citarasa gurih dan manis. Ini enak jika dikonsumsi saat buka puasa," ungkapnya.
Kue bungkul banyak dijual di pasar Ramadhan di wilayah Bengkulu Selatan dengan harga bervariasi yakni Rp5.000 untuk empat hingga lima bungkul.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018