Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Produksi kuliner pendap, makanan tradisional khas Bengkulu, melonjak tajam hingga mencapai sepuluh kali lipat selama libur lebaran, terutama di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Irianto, salah seorang pemilik industri rumahan pendap di Desa Ketaping, belum lama ini, menyebutkan produksi rata-rata di luar libur lebaran berkisar 100 hingga 150 bungkus pendap per hari, tapi saat ini jumlahnya meningkat hingga 1.000 bungkus.
Selama libur lebaran, pria berusia 52 tahun ini menyiapkan 10.000 bungkus pendap. Kuliner bercitarasa pedas dan gurih ini merupakan buah tangan favorit pemudik yang melintasi Kabupaten Bengkulu Selatan selama satu dasawarsa terakhir.
Untuk memenuhi lonjakan permintaan konsumen hingga sepuluh kali lipat itu, dia menambah jumlah tenaga kerja.
"Selain menambah tenaga kerja, kami juga melibatkan anggota keluarga yang sedang mudik untuk membantu produksi pendap," kata pria yang akrab disapa Ujang tersebut.
Meskipun permintaan pendap meningkat signifikan selama libur Lebaran, akan tetapi dia mengaku tidak memanfaatkan momentum itu dengan menaikkan harga.
"Kami menjualnya masih sama seperti harga pada hari biasa, yaitu Rp15 ribu untuk pendap berukuran kecil, Rp35 ribu pendap ukuran sedang, dan Rp45 untuk pendap istimewa berukuran jumbo," imbuhnya.
Pendap merupakan kuliner khas Bengkulu yang berbahan dasar ikan kakap dan ikan tirusan. Makanan ini dilumuri racikan bumbu dapur seperti cabai, bawang, lengkuas, kunyit, kemiri, ketumbar, asam yang dipadukan aneka rempah rahasia lainnya.
Semua itu kemudian dibungkus daun talas dan dikukus hingga 10 jam yang tujuannya menghilangkan getah daun talas agar tidak membuat gatal di lidah.
Pendap sangat cocok dijadikan lauk untuk menemani nasi putih hangat.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkulu Selatan Yulian Fauzi mengatakan, libur lebaran merupakan mementum untuk mempromosikan produk kuliner lokal kepada masyarakat luar Bengkulu.
"Selama libur lebaran, kunjungan pemudik dan wisatawan akan meningkat. Mereka akan mencari makanan khas dari suatu daerah. Mementum itu menjadi ajang promosi produk kuliner lokal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
Irianto, salah seorang pemilik industri rumahan pendap di Desa Ketaping, belum lama ini, menyebutkan produksi rata-rata di luar libur lebaran berkisar 100 hingga 150 bungkus pendap per hari, tapi saat ini jumlahnya meningkat hingga 1.000 bungkus.
Selama libur lebaran, pria berusia 52 tahun ini menyiapkan 10.000 bungkus pendap. Kuliner bercitarasa pedas dan gurih ini merupakan buah tangan favorit pemudik yang melintasi Kabupaten Bengkulu Selatan selama satu dasawarsa terakhir.
Untuk memenuhi lonjakan permintaan konsumen hingga sepuluh kali lipat itu, dia menambah jumlah tenaga kerja.
"Selain menambah tenaga kerja, kami juga melibatkan anggota keluarga yang sedang mudik untuk membantu produksi pendap," kata pria yang akrab disapa Ujang tersebut.
Meskipun permintaan pendap meningkat signifikan selama libur Lebaran, akan tetapi dia mengaku tidak memanfaatkan momentum itu dengan menaikkan harga.
"Kami menjualnya masih sama seperti harga pada hari biasa, yaitu Rp15 ribu untuk pendap berukuran kecil, Rp35 ribu pendap ukuran sedang, dan Rp45 untuk pendap istimewa berukuran jumbo," imbuhnya.
Pendap merupakan kuliner khas Bengkulu yang berbahan dasar ikan kakap dan ikan tirusan. Makanan ini dilumuri racikan bumbu dapur seperti cabai, bawang, lengkuas, kunyit, kemiri, ketumbar, asam yang dipadukan aneka rempah rahasia lainnya.
Semua itu kemudian dibungkus daun talas dan dikukus hingga 10 jam yang tujuannya menghilangkan getah daun talas agar tidak membuat gatal di lidah.
Pendap sangat cocok dijadikan lauk untuk menemani nasi putih hangat.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkulu Selatan Yulian Fauzi mengatakan, libur lebaran merupakan mementum untuk mempromosikan produk kuliner lokal kepada masyarakat luar Bengkulu.
"Selama libur lebaran, kunjungan pemudik dan wisatawan akan meningkat. Mereka akan mencari makanan khas dari suatu daerah. Mementum itu menjadi ajang promosi produk kuliner lokal," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018