Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa sektor transportasi udara menjadi pendorong tertinggi inflasi daerah itu pada Juni 2018.

"Dari 10 komoditas pendorong inflasi, transportasi udara menjadi yang teratas, yakni dengan andil inflasi sebesar 0,26 persen," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bengkulu Budi Hardiyono di Bengkulu, Senin.

Kondisi ini sebagai dampak tingginya permintaan jasa penerbangan komersial selama mudik lebaran dan libur tahun ajaran.

Pengaruh lebaran dan libur sekolah terhadap inflasi, juga bisa dilihat dari komoditas penyokong lain. Seperti pada urutan kedua setelah transportasi udara, ada jasa transportasi antar kota dengan andil inflasi sekitar 0,14 persen.

Akibatnya, inflasi bulanan Kota Bengkulu pada Juni 2018 mengalami kenaikan sekitar 0,49 persen dari bulan sebelumnya. Pada Juni angkanya dicatat sebesar 0,81 persen (mtm), sedangkan pada Mei hanya 0,32 persen.

Selain kelompok jasa transportasi, BPS juga mencatat penyumbang inflasi lainnya yaitu dari kelompok bahan makanan. Ada beberapa komoditas yang ikut memberi andil, seperti daging ayam potong, ikan kape-kape, kangkung, jengkol dan kentang.

"Tetapi ada juga yang mengalami deflasi seperti cabai merah, bawang putih, ikan dencis, bawang merah, telur ayam ras," ucapnya.

Dorongan deflasi dari beberapa komoditas ini lanjut dia, membuat angka inflasi daerah menjadi tidak terlalu tinggi meskipun berada pada periode libur sekolah dan Idul Fitri.

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018