Purwokerto (ANTARA Bengkulu) - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan, program-program penanggulangan kemiskinan cukup menggembirakan karena dari waktu ke waktu mengalami kemajuan meskipun relatif tidak cepat.

"Seperti di Kabupaten Banyumas ini, ketahanan pangan bagus sekali. Berdasarkan laporan Bapak Bupati, stok beras bisa sampai lebih dari 50 ribu ton, kemudian pangan nonberas juga cukup bagus. Demikian pula seperti yang dilaporkan di Cilacap," katanya di Purwokerto, Sabtu malam.

Menko Kesra mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela kegiatan Safari Ramadhan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

Kegiatan Safari Ramadhan ini dilakukan Menko Kesra dengan mengunjungi warga di Kecamatan Cilacap Utara dan Kroya, Kabupaten Cilacap, Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Sirampog, Bumiayu, Kabupaten Brebes, dan Purwokerto.

Disinggung mengenai bantuan yang digelontorkan di Cilacap yang jumlah totalnya mencapai Rp400 miliar, Menteri mengatakan, hal itu sebenarnya termasuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM, Jaminan Persalinan (Jampersal), dan bantuan dari masyarakat yang dititipkan melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Saat ditanya apakah kondisi Cilacap memang membutuhkan bantuan-bantuan tersebut, Agung mengatakan, hal itu merupakan kewajiban pemerintah pusat yang menjadi hak daerah, salah satunya PNPM.

"PNPM itu program nasional pemberdayaan masyarakat perdesaan maupun perkotaan yang ada di seluruh kabupaten atau kota. Yang jadi masalah itu, bagaimana kalau angka kemiskinan di kecamatan itu masih tinggi, masih tergolong tertinggal, tetapi kalau alokasi PNPM-nya rendah maka menjadi catatan bagi saya supaya tahun depan untuk ditingkatkan," katanya.

Menurut dia, angka maksimal PNPM per kecamatan sebesar Rp3 miliar tetapi di Cilacap rata-rata kurang dari Rp2 miliar.

Ia mengatakan, hal itu nantinya akan ditinjau lagi oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang diketuai Wakil Presiden Boediono.

"Kalau masih ada kecamatan yang tertinggal atau kecamatan yang masih banyak penduduk miskin di atas rata-rata nasional, maka bisa mendapatkan PNPM maksimum sebesar Rp3 miliar," kata dia menegaskan.

Menurut dia, angka kemiskinan nasional masih 11,96 persen atau 29,1 juta orang penduduk miskin dan sangat miskin.

"Dikatakan miskin jika satu keluarga yang terdiri suami, istri, dan dua anak, pendapatannya hanya Rp1 juta dalam sebulan. Dari 29,1 juta jiwa itu, separuhnya kurang dari Rp1 juta, itu yang namanya ekstremitas kemiskinan, miskin absolut, jumlahnya sekitar 15 juta orang," katanya.

Ia mengatakan, penduduk sangat miskin ini yang akan digenjot untuk dihilangkan sehingga komposisinya hanya miskin dan hampir miskin.

Menurut dia, komposisi saat ini adalah hampir miskin, miskin, dan sangat miskin yang jumlahnya sekitar 60 juta orang.

Angka kemiskinan ini, kata dia, terus mengalami penurunan setiap tahunnya karena tahun 2004 sempat mencapai kisaran 19 persen, selanjutnya turun menjadi 14,6 persen, dan sekarang menjadi 11,96 persen.

"Jadi tiap tahun ada penurunan, sulit langsung drastis. Ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan penurunan angka kemiskinan yang dilakukan di negara-negara Afrika, Amerika Latin, atau Asia Timur," kata Menko Kesra.

Ia mengatakan, saat ini Badan Pusat Statistik bersama TNP2K telah menghasilkan data terbaru berupa Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 yang akurasinya sangat tinggi, yakni sekitar 97 persen karena sesuai nama dan alamat warga miskin.

Menurut dia, PPLS 2011 ini sangat penting untuk penanggulangan kemiskinan yang tepat sasaran.(ant)

Pewarta:

Editor : Ferri Aryanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012