Mukomuko (Antaranews Bengkulu) - Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengaku belum maksimal mengawasi lalu lintas unggas di perbatasan daerah itu dengan Provinsi Sumatera Barat, guna mengantisipasi masuknya virus flu burung ke daerah tersebut.
"Petugas peternakan mengawasi lalu lintas unggas di perbatasan itu sesuai dengan anggaran yang tersedia di dinas ini," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Warsiman di Mukomuko, Sabtu.
Ia menyatakan, saat ini petugas peternakan setempat hanya sebatas mengawasi lalu lintas unggas di perbatasan, tanpa ada pengecekan kesehatan hewan yang berasal dari luar daerah itu.
Petugas peternakan setempat melakukan pengecekan surat keterangan atau riwayat kesehatan hewan yang dikeluarkan oleh petugas peternakan dari wilayah asal unggas tersebut.
"Kita berpodaman dengan surat jalan dan keterangan kesehatan unggas yang dikeluarkan oleh pihak peternakan dari daerah asal unggas tersebut," ujarnya.
Selain itu, petugas peternakan dari instansi itu juga bertugas mencatat jumlah unggas yang keluar dan masuk dari dan luar daerah tersebut.
Menurutnya, seharusnya ada kegiatan khusus pemeriksaan kesehatan setiap unggas yang masuk ke daerah itu guna mengantisipasi masuknya virus flu burung ke daerah tersebut.
Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setiap unggas di perbatasan, ia menyatakan, instansinya membutuhkan anggaran dan penambahan personel yang betugas di perbatasan daerah itu.
Namun, katanya, anggaran yang tersedia sangat minim dan jumlah personel juga terbatas.
Dinas Pertanian setempat sebelumnya, menyatakan sebanyak ratusan ayam yang mati mendadak di Desa Lubuk Gedang diduga akibat penyakit flu burung sejak dua bulan yang lalu atau setelah lebaran Idul Fitri tahun ini.
Ia menyatakan, kalau memang ratusan ayam mati mendadak di daerah itu diduga akibat flu burung, kemungkinan sumber awalnya dari ayam petelur yang diimpor dari wilayah Provinsi Sumatera Barat Karena penyakit flu burung pernah mewabah di salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Petugas peternakan mengawasi lalu lintas unggas di perbatasan itu sesuai dengan anggaran yang tersedia di dinas ini," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Warsiman di Mukomuko, Sabtu.
Ia menyatakan, saat ini petugas peternakan setempat hanya sebatas mengawasi lalu lintas unggas di perbatasan, tanpa ada pengecekan kesehatan hewan yang berasal dari luar daerah itu.
Petugas peternakan setempat melakukan pengecekan surat keterangan atau riwayat kesehatan hewan yang dikeluarkan oleh petugas peternakan dari wilayah asal unggas tersebut.
"Kita berpodaman dengan surat jalan dan keterangan kesehatan unggas yang dikeluarkan oleh pihak peternakan dari daerah asal unggas tersebut," ujarnya.
Selain itu, petugas peternakan dari instansi itu juga bertugas mencatat jumlah unggas yang keluar dan masuk dari dan luar daerah tersebut.
Menurutnya, seharusnya ada kegiatan khusus pemeriksaan kesehatan setiap unggas yang masuk ke daerah itu guna mengantisipasi masuknya virus flu burung ke daerah tersebut.
Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setiap unggas di perbatasan, ia menyatakan, instansinya membutuhkan anggaran dan penambahan personel yang betugas di perbatasan daerah itu.
Namun, katanya, anggaran yang tersedia sangat minim dan jumlah personel juga terbatas.
Dinas Pertanian setempat sebelumnya, menyatakan sebanyak ratusan ayam yang mati mendadak di Desa Lubuk Gedang diduga akibat penyakit flu burung sejak dua bulan yang lalu atau setelah lebaran Idul Fitri tahun ini.
Ia menyatakan, kalau memang ratusan ayam mati mendadak di daerah itu diduga akibat flu burung, kemungkinan sumber awalnya dari ayam petelur yang diimpor dari wilayah Provinsi Sumatera Barat Karena penyakit flu burung pernah mewabah di salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018