Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Seorang mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus menjalani operasi karena mengalami luka serius setelah unjuk rasa di depan Kantor DPRD Provinsi Bengkulu Selasa (18/9).

"Ya, hari ini rencananya dioperasi, atas nama Deka, kami belum tahu diagnosa terhadap lukanya, namun tindakan medis mengharuskan operasi," kata Ketua Umum HMI Cabang Bengkulu M Yudha I F, di Bengkulu, Rabu.

Deka mendapatkan luka serius pada kaki kanannya, tepatnya di sekitar tulang kering di bawah lutut. Dia saat ini mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit M Yunus Bengkulu.

"Salah seorang teman kami ini terluka karena terkena bahan kaleng (selongsong) gas air mata, itu memercik ke kakinya," kata Yudha.

HMI belum mendapatkan informasi apakah operasi Deka hanya untuk menjahit lukanya saja, atau ada syaraf kaki maupun tulang yang ikut cedera, atau kemungkinan lain adanya benda asing pada lukanya.

"Kami kurang tahu pasti, kami juga menunggu keterangan itu," ucapnya.

Yudha menyebutkan aksi yang digelar kemarin (18/9) tersebut, menjadi ricuh bukan karena mahasiswa tidak diizinkan masuk untuk bertemu anggota legislator, namun karena ada pemukulan dari aparat ketika menggelar orasi.

"Apalagi dibubarkan dengan `water cannon`, bahkan juga ada anjing pelacak. Kami kan bukan buronan," tutur Yudha.

Selain mahasiswa, juga terdapat korban dari pihak kepolisian, sebanyak delapan personel terluka ketika mengawal aksi unjuk rasa.

Kepala Kepolisian Resor Kota Bengkulu AKBP Prianggodo Heru, mengatakan dua orang personelnya harus dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara.

"Ada dua orang personel yang dibawa ke rumah sakit. Terluka karena lemparan batu dan kayu," ujarnya.

Baca juga: Polda bebaskan 24 aktivis HMI Bengkulu
Baca juga: Delapan personel Polresta Bengkulu terluka amankan demonstrasi

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018