Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Dua pelajar asal SMA Negeri 1 Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu berhasil mengembangkan cairan berbahan herbal yang mampu menghilangkan lumut kerak di dinding bangunan.

Kedua pelajar adalah Annisa Firnanda (17) dan Erina Efriana (17), saat ditemui ANTARA di Manna, Rabu, mengatakan ide membuat cairan anti moses tersebut disebabkan oleh banyaknya bangunan warga di Bengkulu Selatan yang ditumbuhi lumut kerak sehingga mengurangi nilai estetika hunian.

"Lumut ini bersifat merusak karena dapat menghancurkan bangunan. Kami lantas menelusuri jejak literature terkait senyawa herbal yang memiliki fungsi anti lumut, dan ternyata salah satunya bersumber dari biji pepaya," kata Annisa Firnanda.

Setelah melakukan penelitian melalui uji laboratorium, keduanya menemukan adanya kandungan senyawa aktif berupa triterpenoid, flavonoid, alkaloid, dan saponin pada biji pepaya yang secara umum berfungsi untuk mengganggu pertumbuhan dan metabolisme sel, sehingga membuat lumut kerak mati.

"Keempat senyawa itu berperan sebagai anti mikroba dengan menghambat esterase, DNA, RNA, dan resparasi sel serta mengganggu perkembangan spora lumut kerak," ujarnya.

Saat ini penemuan ilmiah kedua pelajar tersebut telah dikemas dalam botol berukuran 250 mililiter dan dipasarkan dengan harga jual Rp15.000 per botol. Masyarakat yang menginginkan produk anti lumut itu dapat langsung membelinya di sekolah mereka di SMAN 1 Bengkulu Selatan.

Sementara itu Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan Muhardin menyatakan, bahwa minat siswanya dalam melakukan penelitian ilmiah cukup tinggi. Hal ini seiring perkembangan psikoligis remaja yang serba ingin tahu.

"Meskipun dana yang dibutuhkan untuk penelitian terbilang besar, namun kami tetap memberikan kesempatan kepada siswa dalam melakukan berbagai penelitian dan mengikuti lomba," kata Muhardin.

Dia berharap, agar pemerintah daerah setempat nantinya bisa mendukung kegiatan siswa yang akan melakukan penelitian baik dalam bentuk bantuan dana maupun penyediaan fasilitas laboratorium yang memadai sehingga bisa meningkatkan minat siswa dalam menciptakan berbagai produk kreatif lainnya.

"Kami sebagai guru ingin dunia pendidikan memberi dampak positif bagi masyarakat. Kreatifitas para siswa dalam menciptakan dan menemukan aneka produk dari hasil penelitian ilmiah harus terus didukung," ujarnya.

Pewarta: Sugiharto P

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018