Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Bengkulu bersama perwakilan petani Provinsi setempat berunjuk rasa menuntut agar program pemerintah soal reformasi agraria benar-benar berpihak ke petani.

 "Memperingati Hari Tani ini, kami menyambung lidah petani, meminta kebijakan yang dibuat pemerintah harus pro petani," kata Presiden BEM Universitas Bengkulu, Syahril Ramadhan, di Bengkulu, Senin.

Para mahasiswa yang berorasi di depan Kantor Gubernur Bengkulu, Senin siang itu, menyampaikan harapan, baik pemerintah pusat maupun daerah agar mampu memberikan kepastian terhadap lahan pertanian petani, keberpihakan reformasi agraria, jaminan kesejahteraan serta keadilan bagi petani.

Menurut dia, program Presiden RI Joko Widodo yang tertuang dalam nawa cita itu seharusnya lebih menyejahterakan rakyat.
 
Mahasiswa berunjuk rasa depan Kantor Gubernur Bengkulu. (Foto Antarabengkulu.com/Boyke LW)


"Kami juga menolak politik liberalisasi agraria dan pangan, konflik agraria, kriminalisasi petani dan isu lainnya," katanya.

 Mestinya, lanjut Syahril, pemerintah fokus dan serius dalam menangani konflik agraria yang menempatkan petani menjadi korban penggusuran, kekerasan, bahkan kriminalisasi.

Sementara itu, Ketua Forum Petani Bersatu Bengkulu, Osean Parpahan, mengharapkan pemerintah tanggap dalam menyelesaikan persoalan-persoalan pertanian.

"Kami begitu diagungkan dengan adanya peringatan hari tani, namun kenyataannya apa?, pertanian kami tidak ada harganya, kebijakan lainnya juga tidak berpihak pada petani," ujarnya.

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018