Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Para nelayan di Desa Pasar Seluma dan Kota Bengkulu, nyaris bentrok terkait dengan penggunaan alat tangkap "trawl" atau pukat harimau di perairan Ngalam, Provinsi Bengkulu.

"Kami sudah sempat menghadang dua kapal pengguna `trawl` dan berencana mengamankan kapal dan alat tangkap tapi gagal," kata Zulkarnain, nelayan tradisional Pasar Seluma, Rabu. 

Ia mengatakan aksi saling serang menggunakan batu di laut sudah berulangkali terjadi sebab para nelayan pengguna trawl menjaring ikan tidak jauh dari tepi pantai.

Bila tidak ada penanganan dan penegakan hukum terhadap pengguna alat trawl yang sudah dilarang pemerintah maka potensi konflik horizontal antar-nelayan tidak dapat dihindarkan.

"Kami sudah berupaya melindungi perairan dari penggunaan alat tangkap yang merusak ekosistem laut, tapi armada kapal yang digunakan nelayan tradisional untuk mengusir mereka sangat terbatas," ucapnya.

Sementara Ketua Forum Nelayan Desa Pasar Seluma, Ikhwan mengatakan saling serang terakhir terjadi pada Senin (15/10) siang.

Para nelayan tradisional terpancing dengan tindakan pengguna trawl yang beroperasi hanya ratusan meter dari bibir pantai.

Menurut Ikhwan, kondisi di lapangan sudah cukup memanas bahkan sempat baku hantam.

Namun, saat ini jumlah kapal pengguna trawl mencapai 20 unit, sedangkan kapal tradisional hanya enam unit.

"Nelayan tradisional tidak mendapatkan ikan karena pengguna trawl menggaruk isi laut di pinggir. Setelah ribut dan saling lempar batu, kapal trawl meninggalkan pesisir Seluma," ucapnya.

Pada 2017, bentrok antara nelayan Desa Pasar Seluma dengan nelayan pengguna trawl dari Kota Bengkulu pecah di perairan Pantai Seluma. Saat itu nelayan tradisional mengamankan pukat harimau milik nelayan Kota Bengkulu.

Lalu pemerintah telah mengambil langkah dengan memfasilitasi mediasi antara kedua kubu nelayan ini, namun saat ini kembali terjadi konflik.

Menanggapi hal ini Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu Ivan Syamsurizal mengatakan segera mengambil tindakan bersama aparat penegak hukum.

"Harus segera operasi bersama lagi sebelum terjadi konflik yang tidak diinginkan," katanya.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018