Mukomuko (Antaranews Bengkulu) – Bantuan dana untuk desa di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, baik yang bersumber dari APBN maupun APBD ternyata memberikan banyak manfaat untuk masyarakat di daerah ini karena berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat selama ini menjadi lebih tepat sasaran dan cepat terlaksana. 

Dengan dana desa berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur untuk masyarakat yang selama ini belum bisa dilaksanakan oleh pemerintah setempat bisa dilaksanakan mengunakan dana desa.

Bahkan dana desa yang dibutuhkan untuk membangun berbagai infrastruktur untuk masyarakat jauh lebih sedikit jika dibandingkan dana yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur yang bersumber dari APBD.

Seperti misalnya dana desa yang dibutuhkan untuk membangun jembatan permanen yang menghubungkan Desa Pondok Tengah dengan Desa Tunggal Jaya hanya sebesar Rp400 juta. Kalau APBD yang dibutuhkan untuk membangunnya bisa mencapai sekitar Rp1 miliar.

“Dana desa yang dibutuhkan untuk membangun infrastruk itu lebih kecil karena pembangunannya dilaksanakan secara swakelola,” kata Kepala Desa Pondok Tengah Saripudin.

Desa Pondok Tengah, Kecamatan V Koto sejak tahun 2016 sampai sekarang menerima bantuan dana desa yang bersumber dari APBN. Bantuan dana untuk desa ini pada tahun 2016 sekitar Rp800 juta.

Dengan bantuan dana desa sebesar ini, desa ini bisa meningkatkan kelas jembatan yang menghubungkan dua desa ini dari sebelumnya jembatan kayu menjadi jembatan permanen.

“Dulu masyarakat setempat yang membangun jembatan itu secara swakelola. Kemudian kami menggunakan dana desa untuk meningkatkan kelas jembatan ini,” ujarnya.

Selanjutnya dana desa tahun 2016 di desa ini juga digunakan untuk membangun jalan desa dengan menggunakan spesifikasi teknis rabat beton untuk memperlancar transportasi darat di wilayah ini.

Kemudian Desa Pondok Tengah tahun 2017 menerima bantuan dana desa sekitar Rp1,1 miliar, atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Dana itu digunakan untuk pengoralan jalan usaha tani di wilayah ini.

Desa ini melakukan pengoralan jalan guna mempermudah kendaraan mengangkut hasil pertanian seperti jagung dan  buah kelapa sawit di lahan seluas 75 hektare di wilayah ini.

Lalu sebagian dana desa tahun 2017 juga digunakan untuk membangun pagar pengaman lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pembangun Plat Dekker di wilayah ini

Kemudian Desa Pondok Panjang tahun 2018 menerima bantuan dana desa dan alokasi dana desa sebesar Rp1,032 miliar. Sebagian dana desa itu untuk membangun jalan dengan spesifikasi rabat beton, rehab gedung PAUD, pembangunan dua unit plat dekker.

Selain itu penurunan dua bukit yang merupakan jalan usaha tani di wilayah ini. Setelah bukit diturunkan, kini petani setempat bisa dengan mudah membawa hasil panen buah kelapa sawit menggunakan sepeda motor.

“Kalau dulu sepeda motor kosong saja tidak mampu menaiki bukit itu, kini motor dengan muatan seberat 150 kilogram sudah bisa melewati jalan ini,” ujarnya pula.

Tahun ini, katanya, desa ini juga mengalokasikan sebagian dana desa untuk penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) berupa pembangunan sumur bor. Dana desa untuk pendamping pembangunannya sebesar 10 persen atau Rp35 juta.

Ia menyebutkan, dana Pamsimas di wilayah ini sebesar Rp350 juta yang bersumber dari APBN sebesar 70 persen, atau sebesar Rp245 juta, dari APBDes sebesar 10 persen atau Rp35 juta, kemudian In-Kind 16 persen atau Rp56 juta dan In-Cash sebesar Rp14 juta.

Ia berharap, dengan adanya program pamsimas yang berfungsi untuk mendistribusikan air bersih ke rumah penduduk di daerah ini  bisa jadi pendapatan asli desa.

Selanjutnya pemerintah desa melalui panitia yang mengelolanya bisa menarik biaya dari masyarakat yang menerima penyaluran air bersih. Bangunan ini bisa mendistribusikan air bersih kepada sebanyak 80 dari 190 keluarga masyarakat di wilayah ini.

Selain itu, sebagian bantuan dana untuk desa ini juga digunakan sebagai modal usaha untuk BUMDes setempat. Badan ini sejak tahun 2016 sampai sekarang memperoleh modal untuk membuka usaha penjualan pupuk subsidi.

BUMDes setempat tahun 2016 memperoleh modal usaha sebesar Rp20 juta, kemudian tahun 2017 sebesar Rp37 juta dan pada tahun ini memperoleh modal usaha sebesar Rp100 juta. 

“BUMDes ini menjual pupuk subsisi kepada petani kebun sawit yang jagung di wilayah ini,” ujarnya.

Selanjutnya, ia mengatakan, berencana memprogramkan pengembangan usaha penetasan telur unggas di wilayah ini.

Ia mengatakan, dia telah membeli mesin penetasan telur unggas otomatis dengan kapasitas sebanyak 100 butir telur secara pribadi.

Ia menyatakan, dia membeli mesin penetasan telur unggas secara pribadi sebagai proyek percontohan. Setelah dia berhasil mengembangkan proyek ini kemudian disosialisasikan ke masyarakat.

“Rencana untuk pengembangan usaha ini lebih baik dari kita dahulu setelah itu diterapkan di masyarakat,” ujarnya.

Secara geografis Desa Pondok Panjang, Kecamatan V Koto ini berbatasan di sebelah utara dengan Desa Sungai Lintang, di sebelah timur berbatasa dengan Desa Tungal Jaya, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sido Makmur dan sebelah Barat dengan Desa Pondok Kopi.

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018