Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Kalangan petani kopi di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan harga biji kopi selalu turun saban tahun saat musim panen.

"Biasa setiap tahun terjadi seperti ini. Kalau baru masuk musim panen, harga kopi turun dan jika musim panen hampir habis harganya naik kembali. Ini setiap tahun terus terjadi," kata Rawiyah (60) salah seorang petani kopi yang ada di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Rabu.

Tidak tetapnya harga jual biji kopi tersebut tambah dia, sudah sering mereka pertanyakan kepada para pengepul kopi. Jawabannya para pengepul ini juga bergantung pada pembeli di gudang atau sering mereka sebut tauke.

"Harganya bergantung dengan tauke di gudang, karena mereka juga akan jual ke pabrik di Lampung atau yang ada di Palembang dan tempat lainnya," ujarnya.

Hal yang sama juga diutarakan, Hasbi (50) petani kopi lainnya di Desa Air Meles.

Selain fluktuasi harga biji kopi, mereka juga mengeluhkan sedikitnya hasil produksi yang dihasilkan dari kebun mereka sejak tiga tahun belakangan, akibat pengaruh cuaca ekstrem sehingga produksi buah kopi berkurang.

Sementara itu, Rozi salah seorang pengepul biji kopi yang ada di Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah menyatakan, saat ini harga jual biji kopi kering di Rejang Lebong mengalami kenaikan dari Rp18.000 menjadi Rp21.000-Rp22.000 per kg.

"Saat ini kami beli biji kopi kering dari petani antara Rp21.000 sampai Rp22.000, tergantung dengan kualitasnya bagus atau tidak. Harga ini mengalami kenaikan dari sebelumnya berkisar Rp18.000 per kg," kata Rozi.

Naiknya harga kopi ditingkatan petani tersebut, kata dia, sudah terjadi sejak ada gejolak nilai tukar rupiah terhadap dollar beberapa waktu lalu, serta berakhirnya musim panen kopi pada tahun ini.

Biji kopi jenis robusta yang dibelinya dari petani Rejang Lebong itu selanjutnya dikirim ke sejumlah pabrik kopi di Provinsi Lampung, Jambi dan Palembang. Biji kopi yang dibelinya dari usaha bersama dengan saudara-saudaranya per tahun bisa mencapai 500 ton.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018