Bengkulu (Antaranews Bengkulu)  -  Masyarakat Desa Talang Empat Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu mengeluhkan polusi udara dari cerobong pabrik pengolahan minyak sawit mentah milik PT Palma Mas Sejati yang berdiri di tengah permukiman warga.

“Polusi udara yang keluar dari cerobong asap sudah sangat menyiksa, terutama anak-anak yang sekolahnya tidak jauh dari pabrik,” kata Heri, salah seorang warga Desa Talang Empat, Selasa.

Heri yang mendatangi Kantor Walhi Bengkulu, Selasa siang mengatakan polusi udara dari cerobong asap pabrik membuat masyarakat Desa Talang Empat sulit untuk beraktivitas seperti biasanya. Asap yang keluar dari cerobong menurut dia sangat tebal dan mengandung debu. 
Sejumlah anak yang sekolahnya tidak jauh dari pabrik sawit. (Foto Antarabengkulu)


Tidak hanya debu, aktivitas pabrik yang dekat dengan permukiman warga juga mengeluarkan suara yang sangat bising. 

Akibatnya, anak-anak yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 yang berjarak sekitar 350 meter dari pabrik juga terkena imbasnya.

"Anak-anak terkena debu yang keluar dari asap cerobong dan mereka mengalami itu setiap hari,” ucapnya.

Untuk membantu mengurangi asap yang dihirup, warga berinisiatif membagikan masker kepada anak-anak di sekolah tersebut.
 
Anak sekolah yang tidak jauh dari pabrik sawit di Talang Empat. (Foto Antarabengkulu)


Menurut dia, operasi pabrik yang berdiri pada 21 November 2011 juga membuat debu menyelimuti rumah penduduk, mengganggu pernapasan, bahkan membuat air penampungan rumah penduduk menjadi kotor karena terkontaminasi oleh debu pabrik.

Pabrik sawit tersebut pernah tutup sementara selama 1-2 bulan namun kembali aktif pada bulan Juni 2018.  Aktivitas pabrik tersebut pun membuat pencemaran udara semakin parah.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018