Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Kelompok mahasiswa pecinta alam (Mapetala) Bengkulu membantu pemetaan potensi wisata alam berupa gua dan air terjun di Desa Ulak Bandung, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
"Ada dua gua yang kami petakan jalurnya dan uniknya dalam salah satu gua ini terdapat air terjun," kata Ketua Tim Ekspedisi Pemetaan Gua Nangkakihe, Syahdil di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan ekspedisi selama empat hari bersama perangkat desa tim memetakan dua jalur gua yang berada di Kecamatan Muara Sahung itu, yakni Gua Nangkakihe dan Gua Panaraman.
Jalur Gua Nangkakihe sepanjang 18 meter dan Gua Panaraman sepanjang 135,5 meter dengan jarak antar-gua sekitar 500 meter. Menurut Syahdil, Gua Nangkakihe memiliki pesona yang lebih menarik meski panjangnya hanya 18 meter. Di dalam gua ini terdapat air terjun setinggi kurang lebih 10 meter, sedangkan ketinggian air terjun panaraman hanya enam meter.
Untuk mencapai lokasi, dibutuhkan waktu satu jam berjalan kaki dari Desa Ulak Bandung. Keberadaan dua gua tersebut sudah lama diketahui dan masyarakat juga sering berinteraksi di dalam gua tersebut.
"Potensinya untuk wisata alam sangat besar karena itu perlu diketahui kondisi gua ini karena ada beberapa lubuk dengan genangan air yang belum diketahui kedalamannya," katanya.
Ekspedisi itu, kata Syahdil, belum tuntas memetakan seluruh jalur sebab tim tidak mau mengambil risiko karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, ditambah lagi keterbatasan peralatan. Menurut dia, bila dikembangkan untuk pariwisata, kedua gua tersebut perlu dilestarikan sebab di sepanjang jalur tim menemukan bayak ornamen gua seperti stalaktit dan stalakmit yang mati dan rusak atau patah.
Kondisi tersebut diduga disebabkan aktivitas masyarakat yang menggunakan gua ini menjadi tambang sarang walet.
Selain gua dan air terjun di dalamnya, potensi lain yang ada di wilayah desa itu adalah aliran Sungai Luas yang dapat dimanfaatkan untuk olahraga air arung jeram dan tubing, demikian Syahdil.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Ada dua gua yang kami petakan jalurnya dan uniknya dalam salah satu gua ini terdapat air terjun," kata Ketua Tim Ekspedisi Pemetaan Gua Nangkakihe, Syahdil di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan ekspedisi selama empat hari bersama perangkat desa tim memetakan dua jalur gua yang berada di Kecamatan Muara Sahung itu, yakni Gua Nangkakihe dan Gua Panaraman.
Jalur Gua Nangkakihe sepanjang 18 meter dan Gua Panaraman sepanjang 135,5 meter dengan jarak antar-gua sekitar 500 meter. Menurut Syahdil, Gua Nangkakihe memiliki pesona yang lebih menarik meski panjangnya hanya 18 meter. Di dalam gua ini terdapat air terjun setinggi kurang lebih 10 meter, sedangkan ketinggian air terjun panaraman hanya enam meter.
Untuk mencapai lokasi, dibutuhkan waktu satu jam berjalan kaki dari Desa Ulak Bandung. Keberadaan dua gua tersebut sudah lama diketahui dan masyarakat juga sering berinteraksi di dalam gua tersebut.
"Potensinya untuk wisata alam sangat besar karena itu perlu diketahui kondisi gua ini karena ada beberapa lubuk dengan genangan air yang belum diketahui kedalamannya," katanya.
Ekspedisi itu, kata Syahdil, belum tuntas memetakan seluruh jalur sebab tim tidak mau mengambil risiko karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, ditambah lagi keterbatasan peralatan. Menurut dia, bila dikembangkan untuk pariwisata, kedua gua tersebut perlu dilestarikan sebab di sepanjang jalur tim menemukan bayak ornamen gua seperti stalaktit dan stalakmit yang mati dan rusak atau patah.
Kondisi tersebut diduga disebabkan aktivitas masyarakat yang menggunakan gua ini menjadi tambang sarang walet.
Selain gua dan air terjun di dalamnya, potensi lain yang ada di wilayah desa itu adalah aliran Sungai Luas yang dapat dimanfaatkan untuk olahraga air arung jeram dan tubing, demikian Syahdil.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018