Sumbar (ANTARA Bengkulu) - Lokasi wisata Jam Gadang di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, Senin dini hari terpantau kumuh dipenuhi dengan sampah para pengunjung wisatawan yang datang berlibur akhir pekan.
Para pekerja kebersihan yang rata-rata kalangan pedagang di sekitar areal wisata itu tampak berbenah membersihkan sampah-sampah pengunjung berupa plastik, kertas serta lainnya.
"Kondisi seperti ini sudah biasa, terlebih saat musim libur Lebaran satu pekan terakhir ini," kata Julia, seorang pedagang makanan di lokasi itu.
Menurutnya, peningkatan juah sampah jauh lebih besar saat musim libur Lebaran mengingat tingginya jumlah pengunjung.
Setiap hari dalam satu pekan Lebaran Idul Fitri 1433 Hijriyah ini, menurutnya ada ribuan wisatawan yang sengaja datang mengunjungi lokasi Jam Gadang.
"Perkiraan saya, ada lebih 5.000 pengunjung di lokasi Bukittinggi yang sebagian besar mereka juga mengunjungi Jam Gadang," kata Anto, warga pedagang juga di sekitar lokasi Jam Gadang.
Pantauan ANTARA, Senin, tepat pukul 01.00 WIB, di objek wisata Jam Gadang itu tampak sejumlah pengunjung masih melakukan beragam kegiatan.
Para wisatawan itu terlihat asyik berfoto-foto bersama keluarga dan teman sebaya di lokasi-lokasi strategis, khususnya tepat di bawah jam gadang.
Jam Gadang adalah landmark Kota Bukittinggi dan Provinsi Sumatra Barat.
Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun.
Menurut sejarahnya, Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun.
Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota). (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Para pekerja kebersihan yang rata-rata kalangan pedagang di sekitar areal wisata itu tampak berbenah membersihkan sampah-sampah pengunjung berupa plastik, kertas serta lainnya.
"Kondisi seperti ini sudah biasa, terlebih saat musim libur Lebaran satu pekan terakhir ini," kata Julia, seorang pedagang makanan di lokasi itu.
Menurutnya, peningkatan juah sampah jauh lebih besar saat musim libur Lebaran mengingat tingginya jumlah pengunjung.
Setiap hari dalam satu pekan Lebaran Idul Fitri 1433 Hijriyah ini, menurutnya ada ribuan wisatawan yang sengaja datang mengunjungi lokasi Jam Gadang.
"Perkiraan saya, ada lebih 5.000 pengunjung di lokasi Bukittinggi yang sebagian besar mereka juga mengunjungi Jam Gadang," kata Anto, warga pedagang juga di sekitar lokasi Jam Gadang.
Pantauan ANTARA, Senin, tepat pukul 01.00 WIB, di objek wisata Jam Gadang itu tampak sejumlah pengunjung masih melakukan beragam kegiatan.
Para wisatawan itu terlihat asyik berfoto-foto bersama keluarga dan teman sebaya di lokasi-lokasi strategis, khususnya tepat di bawah jam gadang.
Jam Gadang adalah landmark Kota Bukittinggi dan Provinsi Sumatra Barat.
Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun.
Menurut sejarahnya, Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun.
Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota). (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012