Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Warga Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan kelangkaan penjualan gas elpiji tiga kilogram di daerah itu sejak sepekan belakangan.

"Selain terjadi kelangkaan sehingga kami harus berkeliling untuk mendapatkannya, harga gas melon ini mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp22.000 menjadi Rp25.000 per tabung," kata Maryati (35) warga Jalan Sukowati Curup, Rabu.

Sejauh ini dirinya tidak mengetahui penyebab kelangkaan dan naiknya harga gas ukuran 3 kg di daerah itu, biasanya harga gas ini naik jika masuk bulan puasa atau mendekati lebaran saja.

"Apa gas bersubsidi ini akan dicabut saya tidak tahu, kalau harganya mahal seperti ini lebih baik gasnya tidak usah disubsidi lagi, karena di lapangan yang memakainya bukan orang miskin lagi tetapi semua kalangan," tambah dia.

Sementara itu, Nahwan staf pengawasan pasar Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Rejang Lebong, menyatakan pemerintah daerah setempat kesulitan mengatasi kenaikan harga jual gas elpiji bersubsidi di daerah itu.

"Saat ini kewenangan pengawasan gas elpiji ini sudah tidak lagi di tingkat kabupaten melainkan oleh pemerintah provinsi, atau oleh pihak kepolisian. Daerah saat ini hanya bisa memberikan laporan saja tentang adanya kelangkaan atau kenaikan harga jual," ujarnya.

Kenaikan harga jual gas tersebut tambah dia, terjadi di tingkat pengecer sedangkan di beberapa pangkalan terdaftar harga masih menggunakan harga eceran tertinggi (HET) di daerah itu yang sudah ditetapkan sebesar Rp16.100 per tabung.

"Kalau stok yang disiapkan oleh dua agen yang ada di Rejang Lebong saat ini mencukupi, tapi dari pantauan kami di lapangan memang terjadi kenaikan harga jual antara Rp22.000 sampai Rp25.000 per tabung, tetapi kami tidak bisa berbuat banyak," kata Nahwan.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018