Mukomuko (Antaranews Bengkulu) – Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mencatat sedikitnya 28 ekor sapi dan kerbau mati akibat terserang penyakit ngorok (Septeicaemia efizooticae) selama tahun 2018.

“Sebanyak belasan ekor sapi dan kerbau yang mati milik masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Selagan Raya,” kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Warsiman, Sabtu.

Ia menyatakan, seluruh hewan ternak yang mati akibat penyakit ini telah dibukur untuk mengantisipasi penularan penyakit ini ke sapi dan kerbau milik masyarakat setempat.

Ia mencatat, sebanyak 28 ekor sapi dan kerbau yang sakit akibat penyakit ngorok, sebanyak tiga hewan ternak di antaranya diobati dan sebanyak 28 yang mati akibat penyakit ini.

“Petugas peternakan dan kesehatan hewan daerah ini telah berusaha mengobati hewan ternak yang sakit, tetapi mayoritas hewan ini dilepasliarkan,” ujarnya pula.

Ia menyebutkan, sebagian sapi dan kerbau yang mati akibat terserang penyakit ini hewan ternak yang selama ini dilepasliarkan oleh pemiliknya di lahan perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut.

Sehingga instansinya mengalami kesulitan untuk mengobati apalagi mendeteksi asal mula penularan penyakit tersebut ke sapi dan kerbau milik masyarakaty di wilayah tersebut.

Kendati demikian, instansi melalui petugas peternakan dan kesehatan hewan selama tabhun ini rutin melakukan vaksinasi untuk mencegah penyakit ngorok terhadap sapi dan kerbau di daerah ini.

Instansi dibantu sebanyak 5.000 dosis vaksin untuk mencegah penyakit ngorok (Septicaemia Epizootica) untuk sapi dan kerbau dari pemerintah provinsi setempat.

Ia menyebutkan, sebanyak ribuan ekor sapi dan kerbau di wilayah tersebut telah tervaksin.

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018