Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, akan mengubah predikat enam desa rawan pangan di daerah itu menjadi lumbung nangka. 

"Tahun 2019, pemerintah akan melakukan intensifikasi sektor pertanian melalui pembagian bibit nangka madu kepada masyarakat di enam desa rawan pangan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bengkulu Selatan, Iskandar Az saat ditemui di Manna, Rabu.

Menurut Iskandar, pemilihan nangka madu karena tanaman ini mampu berbuah dalam waktu 1-2 tahun usai penanaman. Selain itu, buah nangka madu tergolong lebat dengan berat ukuran mencapai lebih dari 25 kilogram.

"Penyediaan bibit berdasarkan data jumlah kepala keluarga (KK) di desa rawan pangan," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa penetapan desa rawan pangan tergantung empat faktor, yaitu ketersediaan pangan, pemanfaatan atau konsumsi, kesehatan, dan tingkat kemiskinan.

Di Bengkulu Selatan, salah satu desa yang masuk peta rawan pangan adalah Desa Air Tenam di Kecamatan Ulu Manna.

Desa ini terletak di kawasan hutan lindung dan hutan produksi, sehingga tidak memiliki lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan. Mayoritas penduduk desa hanya berprofesi sebagai petani kopi.

Iskandar berharap, program nangka madu bisa ikut membantu memperbaiki kondisi desa-desa rawan pangan di Bengkulu Selatan.

"Nangka madu punya fungsi ganda, yaitu sebagai sayur saat buahnya masih muda dan sumber vitamin-mineral ketika matang. Masyarakat dapat memanfaatkan tanaman ini untuk memenuhi kebutuhan pangan," terangnya.

Selain nangka madu, lanjut Iskandar, pemerintah juga menyediakan bibit pepaya dan sayuran untuk ditanam di areal perkarangan rumah guna meningkatkan ketersediaan pangan dan kesejahteraan masyarakat.

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019