Sampang (ANTARA Bengkulu) - Puluhan warga Syiah korban penyerangan kelompok massa tak dikenal di Sampang, Madura, terancam kelaparan, karena hingga kini belum berhasil dievakuasi.

"Ada sekitar 50 orang pengikut Syiah yang hingga kini masih bersembunyi dan belum berhasil dievakuasi," kata juru bicara relawan kemanusiaan dari Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya, di Sampang, Fatkhul Khoir, Kamis.

Ia menjelaskan, saat ini tim relawan bersama petugas dari kepolisian terus berupaya melakukan evakuasi korban penyerangan yang masih bersembunyi tersebut dengan cara menanyakan kepada para tetangga yang telah berhasil dievakuasi lebih dahulu melakukan pencarian langsung ke lapangan.

Pendampingan relawan dalam pencarian warga Syiah korban penyerangan kelompok massa anti-Syiah itu dilakukan, karena saat ini mereka tidak mau dievakuasi oleh petugas kepolisian.

Warga yang keluar dari tempat persembunyiannya terlebih dahulu menghubungi relawan, baik dari Ahlul Bait Indonesia (ABI) ataupun dari Kontras.

"Kalau tidak ada tim relawan yang menjemput, mereka tidak mau. Makanya, kawan-kawan relawan selalu ada yang ditugaskan menjemput mereka," kata Fatkhul Khoir menjelaskan.

Ketua jamaah Syiah Iklil Almilal mengakui, hingga kini, memang belum semua jemaah Syiah tinggal di penampungan dan hanya sebagian saja yang telah dievakuasi.

Pada aksi penyerangan yang terjadi pada akhir Desember 2011, warga Syiah yang dievakuasi sebanyak 335, sedang yang saat ini berada di gedung olahraga (GOR) Sampang baru 276 orang. Sehingga jumlah warga yang masih belum berhasil dievakuasi yang bersembunyi karena ketakutan mencapai 59 orang.

Kasus penyerangan yang dilakukan oleh kelompok anti-Syiah di Sampang, Madura, kepada kelompok minoritas Muslim itu telah menyebabkan satu orang tewas dan enam orang luka-luka, serta sebanyak 37 unit rumah dibakar massa.

Korban tewas bernama Muhammad Husin alias Pak Hammamah (50), sedangkan korban luka-luka yakni Syamsul, Abdul Wafi, Ummah, Asbudi, dan Suliha, serta Tohir.

Kelompok penyerang tidak hanya melukai warga, tetapi juga membakar rumah-rumah pengikut Islam Syiah di dua desa, yakni di Desa Karang Gayam dan Desa Bluuran, Kecamatan Omben, Sampang.

Penyerangan terhadap kelompok Islam Syiah Sampang kali ini merupakan kali kedua. Aksi serupa juga pernah terjadi pada 29-30 Desember 2011.

Ketika itu Pesantren Misbahul Huda Pimpinan Ustadz Tajul Muluk, berikut rumah, mushalla dan madrasahnya juga diserang sekelompok massa tak dikenal.

Kompleks pesantren dibakar, tiga rumah dibakar dan harta benda dijarah dengan total kerugian sekitar Rp700 juta. Sebanyak 335 jiwa yang terdiri dari 107 anak-anak dan 228 orang dewasa dan lanjut usia terpaksa mengungsi. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012