Mukomuko (ANTARA Bengkulu) - Pihak swasta yang menjadikan Pantai Pandan Wangi sebagai salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengajak pemerintah setempat bekerja sama mengembangkannya, sehingga semakin banyak wisatawan yang datang.
"Setiap tahun kunjungan wisatawan lokal maupun luar daerah ke Pantai Pandan Wangi semakin meningkat, namun sayangnya fasilitas masih terbatas," kata salah seorang pengelola Pantai Pandan Wangi, Eko Prananda, di Mukomuko, Minggu.
Dengan keterbatasan fasilitas di Pantai Pandan Wangi yang dibuat sendiri dengan dana pribadi, ia menyebutkan pihak pengelola pada hari biasa memperoleh pendapatan dari biaya masuk ke objek wisata itu antara Rp80.000 hingga Rp100.000 per hari.
"Pendapatan yang cukup banyak hanya hari Sabtu sebesar Rp150.000, dan Minggu mencapai Rp500.000 per hari," ujarnya.
Pendapatan besar diperoleh pengelola Pantai Pandan Wangi saat libur hari besar seperti tahun baru, Idul Adha, dan Lebaran.
Seperti Idul Fitri 1433 hijriah lalu, kata dia, pihaknya mendapatkan keuntungan pada hari pertama lebaran mencapai Rp1,5 juta, belum lagi kontrak dengan pihak ketiga selama dua hari saat lebaran kedua dan ketiga sebesar Rp20 juta.
"Hari keempat sampai ke lima lebaran tidak kurang dari Rp15 juta uang yang kami peroleh dari uang masuk Pantai Pandan Wangi," ujarnya lagi.
Karena keterbatasan pengelola yang hanya mengunakan uang pribadi untuk membangun jalan, MCK, dan beberapa pondok atau "gajibu", kata dia, sehingga bentuk objek wisata itu tidak mengalami perubahan.
"Kalau rencana itu banyak seperti mau bangun kolam renang, penambagan "gajibu" atau pondok semi permanen, water boom, tetapi semuanya kandas karena setelah kami tanya biayanya terlalu tinggi," ujarnya.
Tidak Terealisasi.
Pernah pihak pengelola kata dia, mengajukan proposal pembangunan fasilitas di Pantai Pandan Wangi tetapi hingga sekarang tidak ada realisasinya, justru yang dibangun di danau lebar yang tidak seramai Pantai Pandan Wangi.
"Kami merasa kecil hati setelah melihat ternyata yang dibangun justru danau lebar dan danau nibung, padahal selama ini yang banyak ramai dan jelas kontribusinya untuk pengelola dan masyarakat sekitar tidak dibangun," ujarnya pula.
Namun, pihaknya akan mengusulkan kembali kepada pemerintah setempat termasuk DPRD agar menyediakan anggaran untuk pembangunan Pantai Pandan Wangi yang sangat potensial dan setiap hari dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun luar daerah itu seperti dari Kabupaten Kerinci, Jambi, dan Lunang Selaut, Sumatera Barat.
Karena setelah ada fasilitas yang dibangun dilokasi itu, pihak bersedia memberikan kontribusi untuk pendapatan asli daerah (PAD) dengan komitmen yang jelas sesuai dengan retribusi resmi.
"Kami siap berapa biaya masuk yang dipatok oleh pemerintah sehingga kerjasama tersebut saling menguntungkan," ujarnya lagi. (FTO)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Setiap tahun kunjungan wisatawan lokal maupun luar daerah ke Pantai Pandan Wangi semakin meningkat, namun sayangnya fasilitas masih terbatas," kata salah seorang pengelola Pantai Pandan Wangi, Eko Prananda, di Mukomuko, Minggu.
Dengan keterbatasan fasilitas di Pantai Pandan Wangi yang dibuat sendiri dengan dana pribadi, ia menyebutkan pihak pengelola pada hari biasa memperoleh pendapatan dari biaya masuk ke objek wisata itu antara Rp80.000 hingga Rp100.000 per hari.
"Pendapatan yang cukup banyak hanya hari Sabtu sebesar Rp150.000, dan Minggu mencapai Rp500.000 per hari," ujarnya.
Pendapatan besar diperoleh pengelola Pantai Pandan Wangi saat libur hari besar seperti tahun baru, Idul Adha, dan Lebaran.
Seperti Idul Fitri 1433 hijriah lalu, kata dia, pihaknya mendapatkan keuntungan pada hari pertama lebaran mencapai Rp1,5 juta, belum lagi kontrak dengan pihak ketiga selama dua hari saat lebaran kedua dan ketiga sebesar Rp20 juta.
"Hari keempat sampai ke lima lebaran tidak kurang dari Rp15 juta uang yang kami peroleh dari uang masuk Pantai Pandan Wangi," ujarnya lagi.
Karena keterbatasan pengelola yang hanya mengunakan uang pribadi untuk membangun jalan, MCK, dan beberapa pondok atau "gajibu", kata dia, sehingga bentuk objek wisata itu tidak mengalami perubahan.
"Kalau rencana itu banyak seperti mau bangun kolam renang, penambagan "gajibu" atau pondok semi permanen, water boom, tetapi semuanya kandas karena setelah kami tanya biayanya terlalu tinggi," ujarnya.
Tidak Terealisasi.
Pernah pihak pengelola kata dia, mengajukan proposal pembangunan fasilitas di Pantai Pandan Wangi tetapi hingga sekarang tidak ada realisasinya, justru yang dibangun di danau lebar yang tidak seramai Pantai Pandan Wangi.
"Kami merasa kecil hati setelah melihat ternyata yang dibangun justru danau lebar dan danau nibung, padahal selama ini yang banyak ramai dan jelas kontribusinya untuk pengelola dan masyarakat sekitar tidak dibangun," ujarnya pula.
Namun, pihaknya akan mengusulkan kembali kepada pemerintah setempat termasuk DPRD agar menyediakan anggaran untuk pembangunan Pantai Pandan Wangi yang sangat potensial dan setiap hari dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun luar daerah itu seperti dari Kabupaten Kerinci, Jambi, dan Lunang Selaut, Sumatera Barat.
Karena setelah ada fasilitas yang dibangun dilokasi itu, pihak bersedia memberikan kontribusi untuk pendapatan asli daerah (PAD) dengan komitmen yang jelas sesuai dengan retribusi resmi.
"Kami siap berapa biaya masuk yang dipatok oleh pemerintah sehingga kerjasama tersebut saling menguntungkan," ujarnya lagi. (FTO)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012