Kepolisian Daerah (Polda) Bengkulu menggelar simulasi sistem pengamanan kota (sispamkota) penanganan kontijensi konflik sosial dalam rangka pengamanan pemilu tahun 2019.

"Simulasi gladi sistem kota tapi kita berharap pilpres nanti dalam kondusif aman dan damai," kata Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Supratman di Bengkulu, Senin. 

Ia yakin hal tersebut akan terwujud karena masyarakat ikut mendukung kondusifitas dan keamanan. 

Kapolda mengatakan saat ini tengah masa kampanye dan sebentar lagi akan masuk dalam tahap pemilihan dan pemungutan suara. 

Pemerintah dan masyarakat khususnya Polri yang juga didukung oleh aparat keamanan lainnya mengamankan pemilu agar pesta demokrasi tahun ini dapat diselenggarakan dengan aman dan lancar. 

Oleh sebab itu, pihaknya sedang mempersiapkan kekuatan sejak awal agar pada saat pengamanan tahap pemilihan dan pemungutan dapat berjalan dengan lancar. 

Ia menyebutkan bahwa tantangan saat pemilu tidak sedikit yaitu saat penghitungan suara, adanya kamuflase, money politik, penggelembungan suara, protes dan ketidakpuasan dari elemen masyarakat yang berujung pada unjuk rasa serta pemaksaan kehendak hingga perbuatan anarkis. 

Melalui upaya persiapan masyarakat dan Polri diharapkan dapat meminimalisir seluruh gangguan keamanan saat penghitungan suara berlangsung.

Anggota kepolisian yang diturunkan untuk melakukan simulasi pengamanan pemilu 2019 di wilayah Bengkulu yaitu sebanyak 750 orang.

Dalam simulasi ditampilkan aksi demo dari masyarakat yang tidak puas dengan hasil perhitungan suara yang berujung dengan aksi anarkis dan pihak kepolisian turun untuk membubarkan aksi demo tersebut.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019