Mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Gayo Merdeka menyatakan menolak kehadiran perusahaan tambang PT Linge Mineral Resource, yang akan mengeksploitasi emas di kawasan Linge, Aceh Tengah.

Penolakan disampaikan dalam unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh, Kamis.

Aksi diikuti belasan mahasiswa dan mendapat pengawalan ketat puluhan personel Satpol PP dan kepolisian. Dalam aksi tersebut, massa mahasiswa juga membentangkan spanduk bertuliskan "Jangan berkhianat. Tolak tambang di Gayo". Massa juga membawa bendera putih bertuliskan "Gayo Merdeka".

Sutris, koordinator aksi, menegaskan, kehadiran tambang emas di Linge, dataran tinggi Gayo, tidak ada untungnya bagi masyarakat. Selain itu, kehadiran tambang akan merusak lingkungan di kawasan tersebut.

Baca juga: Maraknya perambahan TNKS diduga penyebab banjir di Bengkulu

"Kami desak Gubernur Aceh tidak memberi izin kepada perusahaan untuk menambang emas di kawasan Linge, Aceh Tengah. Apalagi di wilayah tersebut merupakan situs sejarah Kerajaan Linge," tegas Sutris.

Menurut dia, kawasan yang akan ditambang dengan luas mencapai 9.000 hektare. Jika tambang ini diizinkan, maka air sungai di Linge yang mengalir hingga ke pesisir timur Aceh pasti tercemar.

Selain menolak kehadiran perusahaan tambang, Sutris menegaskan pihaknya mendukung kebijakan Gubernur Aceh melanjutkan moratorium atau jeda tambang.

"Kebijakan moratorium tambang sebagai upaya menyelamatkan lingkungan hidup Aceh. Sebab, tambang tidak menguntungkan masyarakat di Provinsi Aceh, khususnya Aceh Tengah," kata Sutris.

Usai menyampaikan aspirasinya massa yang tergabung dalam Mahasiswa Gayo Merdeka membubarkan diri dengan tertib. Aksi mahasiswa tersebut tidak mengganggu aktivitas Kantor Gubernur Aceh.    

Baca juga: Tambang batu bara dinilai perparah banjir Bengkulu

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019