Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu akan meneliti dampak kerusakan ekosistem Cagar Alam Dusun Besar (CADB) register 61 Kota Bengkulu pasca-kebakaran yang menghanguskan 56,7 hektare kawasan itu.

"Pasca-kebakaran akan dilakukan penelitian untuk mengetahui dampak kerusakan ekosistemnya," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Anggoro Dwi Sujiarto di Bengkulu, Kamis.

Kawasan konservasi yang berada 2 kilometer dari pusat Kota Bengkulu itu terbakar pada Senin (1/10) dan berhasil dipadamkan pada Selasa (2/10) pagi.

Seluas 56,7 hektare bagian utara kawasan yang dikenal dengan sebutan Danau "Dendam Tak Sudah" itu hangus dilalap si jago merah.

"Kawasan yang terbakar itu kebetulan lahan gambut sehingga petugas dari BKSDA dan masyarakat serta PBK Kota Bengkulu kesulitan memadamkan api tapi akhirnya berhasil," katanya menerangkan.

Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Bengkulu Said Jauhari mengatakan vegetasi wilayah yang terbakar itu antara lain ambacang rawa, pulau dan kantong semar.

"Sementara untuk faunanya antara lain berbagai jenis burung seperti bangau rawa dan lainnya," tambahnya.

Ia mengatakan kawasan CADB pernah mengalami kebakaran hebat pada 1997 dan proses pemulihan kawasan cukup lama.

Penelitian pasca-kebakaran menurutnya penting untuk mengetahui vegetasi yang terbakar dan masa pemulihannya.

Sedangkan kondisi anggrek pensil (Papillionanthe hookerina) yang merupakan flora endemik CADB menurutnya berhasil selamat dari api. (ANT)    

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012