Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, mengimbau kalangan masyarakat di daerah itu agar tidak terpengaruh dengan ajakan "peolple power" yang digaungkan sejumlah politikus di Jakarta.

Ketua MUI Rejang Lebong, KH Mabrur Syah saat berada di Rejang Lebong, Selasa, mengatakan gerakan "people power" tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan dikhawatirkan akan menimbulkan ketegang dan kerusakan yang luas.

"Kalau di Rejang Lebong pelaksanaan pemilu serentaknya berjalan baik, tidak ada pemungutan suara ulang, kemudian perhitungannya juga tercepat, sepanjang yang kami pantau mudah-mudahan tidak ada," ujar dia.

Selain itu dirinya selaku ketua MUI Rejang Lebong kata Mabrur sudah diminta menyampaikan himbauan dari masjid agung, para tokoh lintas agama agar permasalahan itu diserahkan prosedur hukum yang berlaku di Indonesia.

Dalam kesempatan itu MUI Rejang Lebong mengimbau masyarakat Kabupaten Rejang Lebong untuk menyukuri terlaksananya pemilu dengan damai dan baik, terlepas ada tidaknya kekurangan dan kelemahan agar diselesaikan sesuai dengan prosedur yang ada, kalau tidak puas agar mengajukan gugatan ke Bawaslu, DKPP, MK.

Selanjutnya meminta masyarakat setempat menciptakan situasi yang kondusif, jangan terpecah belah, dan menghindari ajakan gerakan people power.

Sementara itu, seruan untuk tidak terpengaruh ajakan gerakan people power juga disampaikan Bupati Rejang Leboh Ahmad Hijazi, serta Wakil Bupati Iqbal Bastari, yang dicetuskan setelah pelaksanaan pemilu serentak 17 April 2019 lalu.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019