Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi akhirnya menyetujui usulan Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah untuk merombak direksi dan para staf keuangan di RSUD M Yunus, Senin.

Sekretaris Provinsi Bengkulu Asnawi Lamat memimpin acara pengambilan sumpah jabatan dan pelatikan eselon III dan IV, termasuk 27 orang pegawai di rumah sakit milik daerah itu.

Dua pejabat RSUD M Yunus yang "tergusur" yakni Wakil Direktur Keuangan Edi Santoni digantikan Ediarsyah, dan Wakil Direktur Pelayanan Medik Lista Cerly Viera digantikan oleh Daisi Novira.

Pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan pejabat eselon III dan IV tersebut kata Asnawi sesuai surat keputusan nomor SK.821.3.4-40 tahun 2012 tanggal 12 Oktober 2012.

Asnawi mengatakan mutasi yang dilakukan di manajemen RSUD M Yunus Bengkulu karena ada sebab akibat terkait pelayanan dan permasalahan yang terjadi di rumah sakit itu.

"Rumah sakit menjadi harapan banyak pihak, bukan hanya pasien saja tapi keluarga pasien dan masyarakat Bengkulu yang berjumlah 1,8 juta jiwa memperhatikan dan mengamati aktivitas rumah sakit,"katanya.

Ia mengatakan mutasi di RSUD M Yunus berbeda dengan mutasi di dinas-dinas lainnya sebab di dinas lain tidak ada tenaga profesioinal seperti dokter, medis, pasien, tukang parkir, pedagang dan masyarakat umum.

"Di rumah sakit itu memang banyak orang yang sakit, tapi lebih banyak keluarga pasien yang datang, menjaga, menjenguk, setiap hari mereka ini membutuhkan pelayanan dari pihak manajemen RSUD M Yunus," katanya menerangkan.

Selain itu dengan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD M Yunus juga perlu meningkatkan pelayanan dan profesionalitas.

Asnawi juga meminta Direktur RSUD M Yunus Yusdi Tariaz Tazar agar serius memperbaiki manajemen rumah sakit.

"Orang-orang yang ditempatkan di masing-masing posisi ini kami harapkan mampu memperbaiki pelayanan di rumah sakit," katanya.

Perombakan manajemen RSUD M Yunus menjadi salah satu tuntutan dari ratusan karyawan dan tenaga medis di rumah sakit itu saat berunjukrasa di halaman gedung rumah sakit pada 1 Oktober 2012.

Unjuk rasa tersebut mengusung delapan tuntutan, antara lain transparansi pengelolaan keuangan dan meminta pejabat rumah sakit yakni wakil direktur keuangan dan wakil direktur pelayanan medik diganti.

Para tenaga medis juga meminta sistem informasi manajemen rumah sakit segera diberlakukan sehingga terjadi transparansi pengelolaan keuangan. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012