Yunita Sari (30), warga Desa Sambi Rejo, Gang Mirat, Binjai Sumatera Utara, sempat update status di akun WhatsApp sebelum terpanggang di pabrik perakitan mancis, Jalan Tengku Amir Hamzah, Desa Samberejo, Kabupaten Langkat.
Tertulis di akun WhatsApp miliknya 'SEKALAX FOTO SM MM DN JG SM ADIK' tepat pukul 10.58 WIB.
Dalam foto tersebut, Yunita berfoto bersama kedua anaknya Pinja faris (10) dan Runisa Syakila (2).
Baca juga: Istirahat makan, empat karyawan pabrik mancis selamat
Berselang beberapa waktu, kejadian malang menimpa Yunita dan kedua anaknya tersebut. Mereka terpanggang bersama 27 orang lainnya di pabrik mancis tersebut.
Adik Yunita, Jepri Kurniawan mengatakan bahwa hal tersebut tidak biasa dilakukan oleh Yunita. Ia mengaku bahwa Yunita adalah sosok-sosok wanita yang sangat jarang memposting foto di sosial media.
"Enggak pernah-pernahnya buat status, jarang sekali lah. Tapi sebelum kejadian kakak (Yunita) posting foto di WhatsApp," katanya saat dijumpai di posko ante mortem RS Bhayangkara, Jumat (21/6).
Ia menambahkan, saat mendapat kabar tersebut, Ia mengaku sangat terpukul dengar kabar kakaknya menjadi korban dalam kebakaran pabrik Mancis.
Baca juga: 30 korban tewas kebakaran pabrik mancis adalah perempuan
"Saya kaget mendengar kabar tersebut. Dan langsung teringat tiga hari lalu ibu kami, Sainten selalu ingin makan bersama dengan kakak," ungkapnya
Ia mengaku sejak Selasa (18/6) sampai Kamis (20/6) ibu mereka Sainten entah kenapa ingin selalu makan bareng dengan Yunita Sari anak pertama dari lima bersaudara.
Jepri mengaku, ini merupakan hal yang tidak biasa dan sempat ia katakan kepada ibu mereka.
"Tapi saat itu ibu bilang, aku lagi pengen makan di rumah Yunita," Tuturnya
Saat kebakaran, kata Jepri, Yunita memang sering membawa kedua anaknya karena tidak ada yang menjaga mereka di rumah.
"Makanya kakak saya bawa anaknya bekerja. Kakak saya baru bekerja setahun di pabrik itu," ujarnya
Korban kebakaran yang terjadi sekitar pukul 12.00 WIB menjelang sholat Jumat, saat ini sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Baca juga: 30 orang tewas akibat kebakaran pabrik mancis di Sumut
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Tertulis di akun WhatsApp miliknya 'SEKALAX FOTO SM MM DN JG SM ADIK' tepat pukul 10.58 WIB.
Dalam foto tersebut, Yunita berfoto bersama kedua anaknya Pinja faris (10) dan Runisa Syakila (2).
Baca juga: Istirahat makan, empat karyawan pabrik mancis selamat
Berselang beberapa waktu, kejadian malang menimpa Yunita dan kedua anaknya tersebut. Mereka terpanggang bersama 27 orang lainnya di pabrik mancis tersebut.
Adik Yunita, Jepri Kurniawan mengatakan bahwa hal tersebut tidak biasa dilakukan oleh Yunita. Ia mengaku bahwa Yunita adalah sosok-sosok wanita yang sangat jarang memposting foto di sosial media.
"Enggak pernah-pernahnya buat status, jarang sekali lah. Tapi sebelum kejadian kakak (Yunita) posting foto di WhatsApp," katanya saat dijumpai di posko ante mortem RS Bhayangkara, Jumat (21/6).
Ia menambahkan, saat mendapat kabar tersebut, Ia mengaku sangat terpukul dengar kabar kakaknya menjadi korban dalam kebakaran pabrik Mancis.
Baca juga: 30 korban tewas kebakaran pabrik mancis adalah perempuan
"Saya kaget mendengar kabar tersebut. Dan langsung teringat tiga hari lalu ibu kami, Sainten selalu ingin makan bersama dengan kakak," ungkapnya
Ia mengaku sejak Selasa (18/6) sampai Kamis (20/6) ibu mereka Sainten entah kenapa ingin selalu makan bareng dengan Yunita Sari anak pertama dari lima bersaudara.
Jepri mengaku, ini merupakan hal yang tidak biasa dan sempat ia katakan kepada ibu mereka.
"Tapi saat itu ibu bilang, aku lagi pengen makan di rumah Yunita," Tuturnya
Saat kebakaran, kata Jepri, Yunita memang sering membawa kedua anaknya karena tidak ada yang menjaga mereka di rumah.
"Makanya kakak saya bawa anaknya bekerja. Kakak saya baru bekerja setahun di pabrik itu," ujarnya
Korban kebakaran yang terjadi sekitar pukul 12.00 WIB menjelang sholat Jumat, saat ini sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Baca juga: 30 orang tewas akibat kebakaran pabrik mancis di Sumut
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019