Pejabat Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu menyebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Banjarsari Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara yang saat ini kondisinya terbengkalai merupakan tanggungjawab masyarakat sekitar.

Kapala Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Dinas ESDM Provinsi Bengkulu Antoni Doloksaribu mengatakan, setelah dibangun pengelolaan PLTS tersebut langsung diserahkan ke masyarakat sehingga pihaknya tidak mengetahui kalau ada kerusakan.

Baca juga: 45 kiloliter BBM masuk ke Pulau Enggano

"Saya kurang tahu (kondisi PLTS). Kita tidak cek. Mungkin tidak dirawat. Karena sudah diserahkan ke masyarakat, tanggungjawab peneliharaannya oleh masyarakat setempat," katanya, Kamis.

Antoni menambahkan, pihaknya tidak memiliki anggaran untuk pemeliharaan PLTS tersebut. Seharusnya, sambung Antoni, masyarakat setempat selaku pengguna PLTS secara swadaya mengumpulkan iuran rutin untuk biaya pemeliharaan.

"Kita tidak ada anggaran pemelihaaan. Harusnya masyarakat tersebut yang mengelola. Bisa membuat kesepakatan menarik iuran untuk operasi pemeliharaan," katanya.

Seperti diketahui, PLTS di Desa Banjarsari Pulau Enggano tersebut merupakan hibah dari Kementerian ESDM pada 2014.

Pembangkit tersebut dibangun dengan anggaran dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE). Pembangunan tersebut berdasarkan permohonan bantuan yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda).

Baca juga: Harga BBM di Enggano capai Rp20 ribu per liter

Dalam siaran pers Kementerian ESDM tentang PLTS di Desa Banjarsari tahun 2014 disebutkan bahwa PLTS yang sudah dibangun kemudian diserahkan kepada Pemda untuk dikelola melalui hibah barang milik negara, sehingga tanggungjawab pemeliharaan pembangkit tersebut sudah menjadi kewenangan Pemda sepenuhnya.

Menurut siaran pers itu, pada 2014, sudah dibangun PLTS terpusat sebanyak 246 sambungan dengan total kapasitas 50 kilowatt di Desa Banjarsari, Kecamatan Enggano. Sambungan ini berpotensi mengurangi emisi CO2 per tahun sebanyak 64 ton. Sementara, potensi penyerapan tenaga kerja dari proyek sambungan ini adalah 33 orang.

Sementara dari video berdurasi 1.24 menit yang diterima dari masyarakat Desa Banjarsari menunjukan bahwa PLTS tersebut tidak terawat dan tidak lagi berfungsi.

Rumput liar bahkan tumbuh subur di bawah panel tenaga surya. Rumput liar ini juga menjalar hingga ke pagar PLTS tersebut.

Tulisan di papan nama yang terpasang didepan kantor yang seharusnya memuat informasi tentang PLTS tersebut sudah tidak terlihat.

Baca juga: Perda MHA penting untuk melindungi masyarakat Enggano

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019