Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu berhasil mengevakuasi seekor Harimau Sumatra (Phantera tigris Sumatrae) yang terkena jerat di Desa Mangku Rajo Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong dengan kondisi terluka parah.

"Harimau jantan itu dalam keadaan lemas dan di sekujur tubuhnya terdapat luka-luka diduga terkena tombak warga setempat, yang ingin membunuh harimau tersebut," kata Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora di Bengkulu, Selasa.

Tim berhasil mengevakuasi raja rimba itu pada Senin (9/1) sekitar pukul 23.00 WIB. Saat ini, harimau berumur sekitar 5 hingga 6 tahun itu diamankan di kantor BKSDA Provinsi Bengkulu dan langsung dirawat dan diberikan makan.

Ia mengatakan, harimau itu kena jerat sekitar Minggu (8/1) di kawasan hutan lindung Bukit Daun, di dekat areal perkebunan kopi Arabica PT Indo Arabica Desa Mangku Rajo.

Berdasarkan pengakuan warga setempat, jerat itu untuk menangkap babi hutan, namun anehnya berada dalam kawasan hutan lindung yang menjadi wilayah jelajah harimau dan rusa.

"Kalau babi hutan, biasanya hanya di pinggir areal perkebunan, tapi jerat itu kami temukan dipasang di dalam hutan lindung," katanya.

Petugas BKSDA dan jajaran Polres Lebong sedang menyelidiki motif pemasangan jerat tersebut.

Ada dugaan unsur kesengajaan untuk menangkap harimau dan rusa. Hal itu terbukit harimau kena jerat ditombak berulang kali, namun hewan langka itu tidak juga mati. Di lokasi kejadian perkara juga ditemukan enam buah tombak babi hutan.

"Kami bersama jajaran Polres Lebong berhasil mengamankan hewan langka tersebut, bahkan tim kepolisian dipimpin langsung Kapolres Lebong AKPB Supriyadi," katanya.

Kabag Tata Usaha BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan, harimau sumatra itu sekarang masih dalam perawatan karena kondisinya sangat lemah akibat habis tenaga saat kena jerat tersebut.

Supartono memperkirakan populasi harimau sumatera di Provinsi Bengkulu tinggal di bawah 50 ekor. Keberadaan binatang buas itu terpencar-pencar dan sebagian besar berada dalam kawasan hutan belukar di sekitar perkebunan masyarakat.

 Harimau itu sebetulnya mau mencari makan seperti babi hutan dan lainnya, namun keberadaan masyarakat sudah banyak di wilayah habitatnya sehingga hewan itu sering keperegok dengan warga.

Habitat satwa dilindungi itu sudah habis dijadikan kebun kelapa sawit, kopi dan tanaman tahunan lainnya oleh masyarakat.
(T.Z005/H009)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012