Kalangan perajin anyaman bambu di Desa Seguring, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah mengalami kesulitan memasarkan aneka produk kerajinan yang mereka hasilkan.

"Kami butuh bantuan dari pemerintah agar kerajinan yang kami buat bisa dipasarkan, selama ini kami membuat anyaman jika ada pesanan saja," kata Asbina (47) salah seorang perajin anyaman bambu di Desa Seguring, Kecamatan Curup Utara, Rejang Lebong, Kamis (1/8).

Produk kerajinan bambu yang dihasilkannya itu, kata dia, selama ini dihanya dijual dalam beberapa pasar di daerah itu dan tergantung dengan ada tidaknya pemesanan barang, sehingga usaha yang sudah ditekuninya sejak 15 tahun tersebut tidak pernah berkembang.

Aneka produk kerajinan anyaman bambu yang dibuatnya itu berupa bakul tuguk, tabungan batik, teleng, berunang dan lainnya. Aneka kerajinan itu dibuatnya dengan menggunakan bambu seri, yang memiliki ruas panjang bukan bambu biasa dan proses pembuatannya bisa memakan waktu sehari.

"Harganya kami jual yang paling murah Rp65.000 dan termahal Rp150.000. Harganya memang agak mahal karena bambu yang kami gunakan juga bambu seri yang kualitasnya cukup bagus," ujarnya.

Dia berharap, Pemkab Rejang Lebong maupun pemerintah pusat bisa membantu usaha yang ditekuninya bersama dengan anak-anaknya itu sehingga nantinya bisa berkembang, karena hasil produksinya laku di pasaran.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong Upik Zumratul Aini menyatakan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia akan membantu pengembangan usaha kerajinan lokal yang ada di daerah itu, terutama untuk pembuatan anyaman bambu dan batik Kaganga.

Bantuan yang diberikan Bekraf ini, kata dia, berupa pengembangan usaha agar produk yang dihasilkan lebih menarik sehingga bisa diminati pasaran. Selain itu lembaganya juga akan membantu pemasaran produk kerajinan yang dihasilkan warga Rejang Lebong, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019