General Manager PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Area Lahendong Salvius Patangke menyebutkan, sebanyak 30 persen sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo berasal dari energi panas bumi.

"Saat ini kami menyuplai untuk sistem kelistrikan Sulut dan Gorontalo sebesar 120 megawatt atau kira-kira tiga puluh persen dari kondisi beban puncak sebesar 380 megawatt," kata Salvius di Tomohon, Selasa.

Suplai energi panas bumi sebesar 120 megawatt berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong dan PLTP Tompaso.

"Kontribusi energi panas bumi untuk sistem kelistrikan Sulut-Gotontalo cukup besar bila dibandingkan dengan dengan daerah lain," katanya.

Dia mencontohkan, kontribusi PLTP Kamojang sekitar 380 megawatt dan Gunung Salak sekitar 330 megawatt memang lebih besar dibandingkan Sulut, akan tetapi ketika masuk sistem kelistrikan Jawa-Bali persentasenya tidak besar.

"Kami terus berupaya melakukan pengembangan -pengembangan sehingga bisa menjaga kestabilan suplai energi," katanya.

Salvius menambahkan, meskipun saat ini mampu menyuplai kebutuhan energi listrik Sulut sebesar 120 megawatt, namun PT PGE Lahendong tetap melakukan pengeboran.

Pengeboran sumur-sumur baru, kata dia, selain menopang ketersediaan suplai, juga untuk mengetahui kondisi kantong-kantong sumber energi panas bumi yang ada.

"Setiap tahun kami melakukan survei untuk kondisi Lahendong dan Tompaso, tim selalu melakukan analisa termasuk untuk pengembangan bisnis ke depan," ujarnya.

Pengeboran lanjut dia, juga dilakukan terutama untuk melihat daerah-daerah prospek serta mempertajam data-data potensi panas bumi.

"Hal ini dimaksudkan agar ke depan apabila dibutuhkan penambahan energi listrik yang berasal dari panas bumi  siap," ujarnya.

Pewarta: Karel Alexander Polakitan

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019