Kabupaten Mukomuko di Provinsi Bengkulu membutuhkan alat pengukur kualitas udara untuk permukiman penduduk yang berada dekat dengan pabrik minyak kelapa sawit menurut Dinas Lingkungan Hidup setempat.

"Saat ini kita belum memiliki alat tersebut. Tetapi kita programkan untuk membeli alat ini, setelah laboratorium di daerah ini beroperasi tahun 2020," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko Suwarto dalam keterangannya di Mukomuko, Jumat.


Baca juga: Mukomuko segera gelar paripurna pengambilan sumpah DPRD

Ia mengatakan bahwa kualitas udara di Kabupaten Mukomuko masih bagus jika dibandingkan dengan kualitas udara di kota-kota besar karena Mukomuko masih punya banyak pepohonan hijau yang mampu menyerap karbon dioksida.

Namun kualitas udara Kabupaten Mukomuko bisa menurun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, penggunaan kendaraan motor, dan kegiatan industri.

Alat pengukur kualitas udara diperlukan untuk memantau perkembangan kondisi lingkungan dan status pencemaran yang datanya dibutuhkan dalam menentukan kebijakan lingkungan.


Baca juga: Debit air PDAM Mukomuko berkurang akibat kemarau

Mengenai antisipasi dampak operasi pabrik terhadap lingkungan, Suwarto menjelaskan pula bahwa kalau ada pengaduan dari warga mengenai pencemaran udara yang diduga berasal dari asap pabrik minyak kelapa sawit maka perusahaan harus bisa menunjukkan dokumen berkenaan dengan kualitas udara di sekitar lingkungan pabrik.

Setiap perusahaan, menurut dia, juga wajib menanam pohon di lingkungan pabrik dan membangun ruang terbuka hijau (RTH)

"Sebagian besar pabrik minyak kelapa sawit di daerah ini menanam pohon dekat pabrik dan menyediakan RTH tetapi volumenya yang kemungkinan belum maksimal," katanya.


Baca juga: Irigasi di Mukomuko kembali mengalir
Baca juga: Distan Mukomuko targetkan rehab RPH tuntas tahun ini

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019