Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, meminta kalangan warga setempat mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjelang datang musim pancaroba di wilayah itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Hamka di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan kasus warga yang terjangkit DBD biasanya akan meningkat saat terjadinya perubahan musim atau pancaroba dari kemarau ke musim hujan.
"Biasanya kasus DBD ini akan meningkat pada bulan Desember sampai dengan bulan Februari, hal ini akibat adanya perubahan musim dari kemarau ke musim hujan," kata dia.
Untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD tambah dia, pihaknya terus menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kemudian mengajak warga untuk bergotong royong guna membersihkan sarang nyamuk serta saluran pembuangan maupun air yang tergenang.
Selain itu masyarakat Rejang Lebong juga diminta untuk melakukan gerakan 3M plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, yang nantinya bisa menjadi tempat berkembangbiaknya jentik nyamuk, serta menaburkan bubuk abate.
Sejauh ini kasus serangan DBD yang terjadi dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong kata Hamka, terbanyak menyerang warga yang tinggal dalam kecamatan di wilayah perkotaan, di mana terhitung Januari sampai akhir Agustus lalu sudah menyerang 85 warga.
Jumlah warga yang dinyatakan positif terjangkit DBD diperkirakan akan terus bertambah mengingat data kasus bulan September belum masuk ke Dinkes Rejang Lebong, serta bulan berjalan hingga akhir tahun nanti.
Banyaknya warga daerah itu yang terjangkit DBD tambah dia, selain pengaruh musim dan pola hidup bersih masyarakat juga akibat adanya perpindahan penduduk dari luar ke wilayah itu terutama mendekati musim mudik Lebaran ini, sehingga penderita yang berasal dari luar bisa membawa virus penyakit itu.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Hamka di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan kasus warga yang terjangkit DBD biasanya akan meningkat saat terjadinya perubahan musim atau pancaroba dari kemarau ke musim hujan.
"Biasanya kasus DBD ini akan meningkat pada bulan Desember sampai dengan bulan Februari, hal ini akibat adanya perubahan musim dari kemarau ke musim hujan," kata dia.
Untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD tambah dia, pihaknya terus menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kemudian mengajak warga untuk bergotong royong guna membersihkan sarang nyamuk serta saluran pembuangan maupun air yang tergenang.
Selain itu masyarakat Rejang Lebong juga diminta untuk melakukan gerakan 3M plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, yang nantinya bisa menjadi tempat berkembangbiaknya jentik nyamuk, serta menaburkan bubuk abate.
Sejauh ini kasus serangan DBD yang terjadi dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong kata Hamka, terbanyak menyerang warga yang tinggal dalam kecamatan di wilayah perkotaan, di mana terhitung Januari sampai akhir Agustus lalu sudah menyerang 85 warga.
Jumlah warga yang dinyatakan positif terjangkit DBD diperkirakan akan terus bertambah mengingat data kasus bulan September belum masuk ke Dinkes Rejang Lebong, serta bulan berjalan hingga akhir tahun nanti.
Banyaknya warga daerah itu yang terjangkit DBD tambah dia, selain pengaruh musim dan pola hidup bersih masyarakat juga akibat adanya perpindahan penduduk dari luar ke wilayah itu terutama mendekati musim mudik Lebaran ini, sehingga penderita yang berasal dari luar bisa membawa virus penyakit itu.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019