Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebutkan hingga kini masih ada sebagian petani setempat yang telah mendapatkan bantuan benih jagung dari pemerintah pada 2019 menunda menanam benih tanaman tersebut karena musim kemarau melanda daerah ini.

“Seluas 42 hektare dari 90 hektare lahan milik petani di Kecamatan XIV Koto yang belum bisa ditanam benih jagung akibat musim kemarau yang melanda daerah ini,” kata Kasi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Sugiyanto dalam keterangannya di Mukomuko, Sabtu.

Kabupaten Mukomuko pada 2019 mendapatkan kuota bantuan benih jagung dari pemerintah pusat untuk lahan pertanian seluas 588 hektare milik sejumlah kelompok tani di daerah ini.

Ia mengatakan, sejumlah petani di Kecamatan XIV Koto ini mulai sejak bulan Mei 2019 menunda menanam benih jagung bantuan pemerintah di lahan pertanian seluas 42 hektare tersebut.

“Petani menunda menanam benih jagung sejak bulan Mei 2019 sampai karena awalnya mereka ini tidak menyangka kalau musim kemarau yang melanda daerah ini sampai sepanjang ini,” ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan, petani di kecamatan ini sampai sekarang belum menanam benih tanaman jagung bantuan pemerintah karena lahan lahan pertanian seluas itu merupakan tegalan atau lahan kering.

Sedangkan sebagian lahan pertanian atau seluas 48 hektare lahan di Kecamatan XIV Koto dalam bulan Oktober tahun ini telah ditanami benih jagung bantuan dari pemerintah pusat.

Selain itu ada juga sebagian petani setempat yang mendapatkan bantuan benih jagung dari pemerintah pusat yang menanam jagung sejak bulan Mei 2019 dan sekarang sudah panen seperti petani di Kecamatan Selagan Raya dengan produksi paling rendah sebesar tiga ton per hektare.

Kemudian banyaknya juga petani di daerah ini yang menanam benih tanaman jagung di lahan pertaniannya bulan Oktober 2019.

Sementara itu ia menyebutkan produksi jagung milik petani di daerah ini pada 2019 ini masih masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni rata-rata berkisar empat hingga lima ton per hektare.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019