Gubernu Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, pihaknya telah membentuk tim investigasi khusus untuk menyelidiki kematian 19 penyu yang mati secara mendadak sejak November di sekitar perairan Teluk Sepang, Kota Bengkulu.

Dijelaskan Rohidin, tim investigasi ini telah mengirimkan sampel penyu yang ditemukan mati di sekitar pembuangan air bahang Pembangkit Listri Tenaga Uap (PLTU) batubara Bengkulu ke laboratorium khusus hewan di Balifet.

Pengiriman sampel ini, kata Rohidin, untuk mengetahui secara pasti sebenarnya apa penyebab kematian penyu secara mendadak disekitar perairan Teluk Sepang, Kota Bengkulu ini.

"Soal kematian penyu ini kita sedang melakukan investigasi khusus. Saya sangat merespon positif dan saya sangat-sangat peduli dengan hal itu. Saya sudah sampaikan dengan tim khusus itu kemarin penyu yang mati itu sudah diambil dan sekarang sudah kita kirim ke laboratorium khusus hewan atau ternak di Balifet," jelas Rohidin di Bengkulu, Minggu.

Selain itu, Rohidin mengaku telah mengirimkan surat ke pihak manajemen PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) yang menjadi owner PLTU batubara Bengkulu. Isi surat itu tak lain adalah teguran keras Rohidin agar PT TLB mematuhi seluruh aturan terkait dengan pengelolaan limbah agar tidak mencemari lingkungan.

Rohidin meminta manajemen PT TLB secara serius memantau limbah yang dihasilkan dari PLTU batubara ini agar tetap memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Rohidin juga meminta PT TLB menggunakan teknologi pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

Jika hal tersebut tidak dipenuhi atau ditemukan fakta bahwa limbah PT TLB benar mencemari lingkungan, Rohidin menegaskan, ia tak segan-segan akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

"Sekali lagi kita tunggu hasil uji laboratorium apa yang menyebabkan kematian penyu ini. Karena saya mendapatkan data sementara hasil pemeriksaan laboratorium air di sekitar PLTU baik yang dilakukan oleh pemerintah kota maupun pemerintah provinsi dan badan karantina perikanan semuanya mengatakan masih dibawah ambang baku mutu, artinya tidak tercemar," kata Rohidin.

"Ini baru laporan data laboratorium makanya saya ingin tau betul apa penyebab kematian penyu ini. Kalau terjadi karena memang pencemaran kita akan tegakkan aturan setegak-tegaknya," tegas Rohidin.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019