Bengkulu (ANTARA) - Menjelang beroperasinya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara Teluk Sepang Bengkulu pada semester pertama tahun 2020, perusahaan ini menjajaki kerja sama dengan Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu sebagai bentuk penegasan komitmen melestarikan lingkungan.
“Pelestarian lingkungan adalah hal yang sangat penting karena kami ingin bermanfaat bagi Bengkulu,” kata Direktur PT Tenaga Listrik Bengkulu, Willy Sundara di Bengkulu dalam rilisnya yang diterima Antara, Jumat.
Willy mengatakan saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan Unib khususnya Program Studi Kelautan Universitas Bengkulu untuk melakukan program-program pelestarian lingkungan, khususnya di sekitar daerah operasi di Teluk Sepang Bengkulu. “Kami menjajaki aktivitas seperti penangkaran penyu, replantasi terumbu karang, konservasi mangrove dan pemberdayaan masyarakat,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya sebelumnya telah melakukan kegiatan pengoperasian instalasi pengolahan limbah cair dan udara yang sesuai dengan standar baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah, penghijauan di area Teluk Sepang dan lainnya. Penjelasan ini merupakan hak jawab atas berita
https://www.antaranews.com/berita/1193003/empat-penyu-ditemukan-mati-dekat-pltu-bengkulu dan https://bengkulu.antaranews.com/berita/85772/pantai-teluk-sepang-dipenuhi-buih-diduga-buangan-pltu-bengkulu.
Saat ini lanjut Willy, pihaknya tengah mempersiapkan sinkronisasi unit 2 yang rencananya akan dilaksanakan pada semester I tahun ini. Setelah seluruh proses sinkronisasi selesai, selanjutnya aliran listrik akan masuk ke jaringan transmisi dan mulai beroperasi secara komersil.
“Setelah beroperasi, pasokan listrik di Bengkulu akan bertambah dan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri, UMKM serta mengamankan kebutuhan listrik rumah tangga.
Perihal tudingan pencemaran lingkungan yang dilakukan PLTU Bengkulu sehingga menyebabkan kematian beberapa penyu yang merupakan spesies langka, Willy mengatakan selama proses konstruksi hingga uji coba, PLTU Bengkulu selalu melakukan pemantauan secara ketat atas dampak operasi bagi lingkungan. Tidak hanya secara internal, namun pihak eksternal termasuk konsultan professional dan dinas-dinas terkait, juga melakukan pemantauan.
Penjelasan ini merupakan hak jawab atas berita https://www.antaranews.com/berita/1170547/lima-penyu-ditemukan-mati-tak-jauh-dari-pltu-bengkulu, https://bengkulu.antaranews.com/berita/84955/penyu-dan-ikan-ditemukan-mati-di-sekitar-pltu-bengkulu, https://bengkulu.antaranews.com/berita/86027/dlhk-akan-beri-sanksi-jika-kematian-penyu-disebabkan-limbah-pltu dan https://bengkulu.antaranews.com/berita/85931/warga-kumpulkan-ikan-mati-dekat-saluran-limbah-pltu-bengkulu.
Adapun menanggapi kematian penyu di perairan Bengkulu itu lanjut Willy, BKSDA Bengkulu-Lampung, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu, BMKG dan Polair Polda Bengkulu pada 31 Januari 2020 menyebutkan bahwa misteri kematian penyu bukan diakibatkan limbah PLTU.
PLTU Bengkulu gandeng Kelautan Universitas Bengkulu
Jumat, 28 Februari 2020 18:13 WIB 2331