Juba (ANTARA Bengkulu) - Tentara Sudan Selatan menembak jatuh satu helikopter pasukan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di negara bagian Jonglei Jumat, menewaskan empat awak Rusia, kata para pejabat PBB dan militer.

Satu sumber PBB mengatakan, helikopter itu sedang melakukan misi pemantauan di satu daerah di mana SPLA (Tentara Sudan Selatan), memerangi pemberontak yang dipimpin Yau Yau.

Sekjen PBB Ban Ki-moon  mengutuk keras serangan terhadap helikopter "bertanda dengan jelas" PBB dalam satu pernyataan  menyerukan "pemerintah Sudan Selatan  segera melakukan pengusutan dan menyeret mereka yang bertangungjawab atas serangan itu diadili.

Ia menuntut dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah insiden-insiden serupa itu terjadi kembali di Sudan Selatan, di mana misi PBB yang dikenal sebagai UNMISS, yang dibentuk setelah Sudan Selatan melepaskan diri dari Sudan Juli 2011.

Dewan Keamanan PBB menyerukan kembali pernyataan Ban, dengan mengatakan dalam satu pernyataan yang "sangat menyesalkan" atas insiden itu, yang menurutnya  adalah satu "pelanggaran keras Status Perjanjian Pasukan" antara Sudan Selatan dan UNMISS dan membahayakan operasi-operasi misi itu.

Tentara Sudan Selatan semula membantah pihaknya menembak jatuh  helikopter Rusia itu tetapi kemudian mengatakan pihaknya bersalah karena mengira  pesawat itu membawa pemberontak-pemberontak Yau Yau di Jongley.

"Kami menyesalkan insiden ini," kata juru bicara angkatan darat  Philp Aguer, dan menambahkan satu unit artileri meningkat satu pesawat mendarat di satu daerah tempat pasukan Yau Yau beroperasi.

"Kami melihat satu pesawat berwarna putih mendarat dan menanyakan kepada UNMISS apakah ada pesawat mereka terbang di daerah itu tetapi mereka membantahnya. Tentara melepaskan tembakan karena  mengira itu adalah satu pesawat musuh yang memasok senjata-senjata kepada Yau Yau," katanya. "Kami kemudian mendengar UNMISS menerbangkan satu pesawat di sana. Mereka harus memberitahu kami."

Juru bicara pasukan perdamaian PBB Kieran Dwyer mengatakan di New York bahwa sejak 27 September 2011, ada enam insiden lainnya yang melibatkan penahanan, pemeriksaan dan penembakan satu pesawat UNMISS dan mengancam para penumpang dan awak.

Sudan selatan sering menuduh Sudan mengirm senjata melalui pesawat kepada pemberontak di Jonglei.

Kantor berita Rusia Itar Tass mengutip satu sumber di kedubes Rusia di Sudan Selatan yang mengatakan helikopter Mi-8 milik Nizhnevartovskavia itu dikontrak PBB.

Awal tahun ini, Rusia mengatakan pihaknya akan menarik helikopter-helikopter dan personel yang melayani misi PBB di Sudan Selatan setelah menyatakan kekhawatiran akan bahaya serangan-serangan terhadap helikopter-helikopter di sana.

Pada September, tentara Sudan Selatan membunuh setidaknya 10 tentara ketika mereka ditembak dan menenggelamkan salah satu dari kapal-kapal motor militer mereka di satu daerah terpencil setelah mengira itu adalah kapal musuh, kata militer.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia sering menuduh SPLA, satu kelompok mantan gerilyawan yang melanggar hak asasi manusia dan tindakan kejam. Tentara membantah tuduhan tersebut.

Yau Yau, mantan mahasiswa teologi memimpin salah satu dari beberapa milisi yang memerangi pemerintah yang menuduh Sudan mendukung mereka. Sudan membantah tuduhan ini. (Antara)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012