Bandung (Antara Bengkulu) - Telkom University (Tel-U) Bandung menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah dan University of Juba Sudan Selatan dalam rangka kerja sama sektor pendidikan dan membuka jejaring bisnis bagi pengusaha Indonesia.
"Kesepahaman tadi bersifat payung hukum kerjasama secara makro. kedua pihak sepakat terus menjalin komunikasi dan koordinasi selepas MoU, sehingga kerjasama lebih besar ke depannya bisa terus dilakukan," kata Ketua Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) Jhoni Girsang dalam siaran persnya yang diterima ANTARA di Bandung, Minggu.
Delegasi YPT ke negara berpenduduk 13 juta orang ini berlangsung 7 - 11 Oktober 2013. Dipimpin langsung Ketua Johni Girsang, dengan didampingi Direktur Pendidikan Dasar Menengah Imelda Tirra Usnadibrata dan Direktur Bisnis dan Kerjasama Sony Sasongko.
Penandatanganan kerja sama itu dilakukan Kamis pagi (10/10) waktu Afrika Timur (UTC+3) antara Ketua YPT dengan Hon Joseph Bol Chan, Juru Bicara Kepresidenan Sudan Selatan sekaligus The National Legislature Council.
"Setelah dengan pemerintah setempat kerja sama dilanjutkan dengan universitas terbaik di Sudan Selatan, University of Juba. Selain itu, Direktur Bisnis dan Kerjasama menjalin kesepahaman dengan perwakilan pengusaha," katanya.
Sebelumnya kerja sama internasional di bawah YPT dilakukan Tel-U dengan dua kampus terbaik di Turki dan Australia yakni Gazi University dan Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) masing-masing pada 11 - 20 September 2013 lalu.
Johni mengatakan sejumlah kerjasama strategis akan dilakukan, terutama antara Tel-U dengan University of Juba. Yakni riset bersama, magang dosen dan mahasiswa di masing-masing kampus, hingga rencana asistansi pembukaan fakultas baru di University of Juba.
"Kami juga akan memberikan sepuluh beasiswa, baik di level sekolah menengah atas dan Tel-U, kepada sepuluh siswa dari Sudan Selatan. Ini sudah dibahas intens dengan Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi Sudan Selatan ," kata Magister Informatika Plymouth University, Inggris itu.
"Pada prinsipnya negara tersebut membuka diri kerjasama bidang apapun dengan YPT dan seluruh entitas di bawahnya. Bahkan kita dapat previlege, kemudahan sebagai sesama negara Asia Afrika. Mereka memang butuh banyak akses," kata Jhoni.
Dia mengajak pengusaha Indonesia umumnya dan Jabar khususnya menangkap peluang bisnis yang bisa difasilitasi Direktorat Bisnis dan Kerjasama YPT. Peluang ekspor terbuka untuk makanan, minuman, garmen, hingga desain, kontruksi, dan karya ekonomi kreatif. (Antara)