PBB (Antara/AFP) - Para penyerang menyerbu pangkalan Perserikatan Bangsa Bangsa di mana warga sipil berlindung di Sudan Selatan pada Kamis dan kematian ditakutkan terjadi, kata seorang juru bicara PBB.
PBB telah mengirimkan bala bantuan ke pangkalan Akobo di negara bagian Jonglei dan membantu kelompok-kelompok lain yang takut terhadap kehidupan mereka di tengah memburuknya konfrontasi antara
Presiden Salva Kiir dan mantan wakil presiden, kata seorang juru bicara.
Para pemuda dari etnis Nuer memaksa masuk ke misi PBB kecil di Akobo di mana lebih dari 30 etnis Dinka berlindung, kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq.
"Pertempuran berlangsung," katanya kepada wartawan . "Kami khawatir mungkin ada beberapa korban jiwa tetapi tidak dapat memastikan siapa dan berapa banyak."
Sebanyak 60 bala bantuan penjaga perdamaian diharapkan tiba pada Jumat karena pangkala begitu sulit untuk dicapai, kata juru bicara itu.
Serangan tersebut adalah yang terbaru dilaporkan pada saat pertempuran meluas di Sudan Selatan antara faksi-faksi militer yang terbagi antara Salva Kiir, etnis Dinka dan mantan wakil presiden Riek Machar seorang warga Nuer.
Pasukan PBB juga melindungi 14.000 warga sipil yang berkumpul di sekitar pangkalan di Bor, ibu kota negara bagian Jonglei, dan melindungi landas pacu terbang Bor, kata Haq.
Ratusan orang tewas di ibu kota Juba saja sejak bentrokan antara
faksi saingan dari tentara Sudan yang meletus pada Minggu.
Haq mengatakan ada laporan yang belum dikonfirmasi tentang adanya beberapa mahasiswa dibunuh oleh pasukan keamanan di Universitas Juba, Rabu.
Beberapa ratus siswa berada di kampus universitas dan meminta
Perlindungan PBB , kata juru bicara itu.
Antara 2.000 dan 5.000 warga sipil telah berkumpul di bagian lain di Juba, kompleks Kator, dan juga meminta bantuan Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) mengenai penjaga perdamaian, kata Haq.
Lebih dari 15.000 orang telah mencari perlindungan di dua kompleks PBB dan satu di kompleks Program Pangan Dunia di Juba.
Haq mengatakan bahwa makanan dan persediaan air serta sanitasi di kompleks telah mengalami kekurangan.
"Kekerasan menyebar dan bisa menyebar lebih jauh dan kami membutuhkan semua pemimpin Sudan Selatan serta tokoh-tokoh politik sekarang akan segera mengajukan banding untuk menenangkan
dan menyerukan para pendukung mereka agar menangguhkan permusuhan," kata Wakil Sekjen PBB Jan Eliasson.