Biro perjalanan wisata Coco's Tour yang mendatangkan 150 wisatawan China untuk berwisata ke Sumbar memutuskan menginapkan semua tamunya di salah satu hotel di Padang setelah adanya penolakan dari sejumlah pihak.
"Setelah berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait baik Dinas Pariwisata hingga Kepolisian kami memutuskan untuk menginapkan para tamu di hotel," kata Perwakilan Coco's Tour Yunando di Padang, Senin.
Menurut dia penolakan sejumlah pihak karena khawatir terhadap penyebaran virus corona merupakan ujian yang harus dihadapi selaku pelaku pariwisata.
"Kami bisa memahaminya, namun rencana mendatangkan para turis sudah jauh hari digagas dan kami juga tidak menduga ada kejadian virus ini," katanya.
Yunando mengatakan sejak kedatangan para turis sudah diajak ke Kota Pariaman menyaksikan Sekolah Beruk serta ke Kota Bukittinggi.
"Untuk ke Bukittinggi sudah dibawa ke Panorama dan Lubang Jepang," ujarnya.
Namun untuk perjalanan lanjutan seperti ke Kabupaten Tanah Datar yang rencananya hari ini dibatalkan dan semua tamu dibawa langsung ke Padang.
Ia berharap para turis tidak ada yang komplain karena berubahnya jadwal perjalanan.
Terkait dengan tanggapan para wisatawan asal China yang sudah dua hari di Sumbar ia mengatakan sejauh ini cukup menikmati wisata di Sumbar.
Mereka mengatakan selama berkunjung ke Indonesia, hanya di Sumbar yang dapat sambutan luar biasa, makanannya sederhana tapi rasanya mewah, ujar Yunando.
Untuk pemulangan lebih awal karena desakan sejumlah pihak ia mengatakan hal itu bukan perkara yang mudah.
Butuh dua hari paling cepat karena harus melewati banyak prosedur dan izin mulai dari Kementerian Pariwisata, Kedutaan Besar China, Imigrasi, Angkasa Pura II hingga maskapai.
"Untuk maskapai saja kami mengajukan sejak Oktober 2019 namun izin baru keluar awal Januari 2020," kata dia.
Ia juga memastikan kedatangan gelombang selanjutnya dibatalkan karena situasi tidak kondusif.
"Kami rugi ratusan juta karena untuk penerbangan saja disubsidi hingga Rp1,5 juta per orang dan itu dibayar tunai di awal kepada maskapai," katanya.
Ia berharap kejadian ini tidak menyurutkan agen di China untuk mempromosikan wisata Sumbar
Terkait dengan kondisi turis saat ini ia menyampaikan dalam keadaan sehat dan tidak ada yang tumbang.
"Mereka semua sehat dan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh sekali sehari," ujarnya.
Sebanyak 150 turis asal KunmingChina tiba di Bandara Internasional Minangkabaudi Padang Pariaman, pada Minggu pagi pukul 06.36 WIB yang akan berwisata selama lima hari di Sumatera Barat pada 26-30 Januari 2020.
Akan tetapi pada hari kedua kunjungan ke sejumlah objek wisata di Kabupaten Tanah Datar diputuskan batal.
Kedatangan wisatawan mendapat penolakan dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Bukittinggi-Agam, yang membawa spanduk ke salah satu hotel yang menjadi lokasi menginap para turis di Bukittinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Setelah berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait baik Dinas Pariwisata hingga Kepolisian kami memutuskan untuk menginapkan para tamu di hotel," kata Perwakilan Coco's Tour Yunando di Padang, Senin.
Menurut dia penolakan sejumlah pihak karena khawatir terhadap penyebaran virus corona merupakan ujian yang harus dihadapi selaku pelaku pariwisata.
"Kami bisa memahaminya, namun rencana mendatangkan para turis sudah jauh hari digagas dan kami juga tidak menduga ada kejadian virus ini," katanya.
Yunando mengatakan sejak kedatangan para turis sudah diajak ke Kota Pariaman menyaksikan Sekolah Beruk serta ke Kota Bukittinggi.
"Untuk ke Bukittinggi sudah dibawa ke Panorama dan Lubang Jepang," ujarnya.
Namun untuk perjalanan lanjutan seperti ke Kabupaten Tanah Datar yang rencananya hari ini dibatalkan dan semua tamu dibawa langsung ke Padang.
Ia berharap para turis tidak ada yang komplain karena berubahnya jadwal perjalanan.
Terkait dengan tanggapan para wisatawan asal China yang sudah dua hari di Sumbar ia mengatakan sejauh ini cukup menikmati wisata di Sumbar.
Mereka mengatakan selama berkunjung ke Indonesia, hanya di Sumbar yang dapat sambutan luar biasa, makanannya sederhana tapi rasanya mewah, ujar Yunando.
Untuk pemulangan lebih awal karena desakan sejumlah pihak ia mengatakan hal itu bukan perkara yang mudah.
Butuh dua hari paling cepat karena harus melewati banyak prosedur dan izin mulai dari Kementerian Pariwisata, Kedutaan Besar China, Imigrasi, Angkasa Pura II hingga maskapai.
"Untuk maskapai saja kami mengajukan sejak Oktober 2019 namun izin baru keluar awal Januari 2020," kata dia.
Ia juga memastikan kedatangan gelombang selanjutnya dibatalkan karena situasi tidak kondusif.
"Kami rugi ratusan juta karena untuk penerbangan saja disubsidi hingga Rp1,5 juta per orang dan itu dibayar tunai di awal kepada maskapai," katanya.
Ia berharap kejadian ini tidak menyurutkan agen di China untuk mempromosikan wisata Sumbar
Terkait dengan kondisi turis saat ini ia menyampaikan dalam keadaan sehat dan tidak ada yang tumbang.
"Mereka semua sehat dan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh sekali sehari," ujarnya.
Sebanyak 150 turis asal KunmingChina tiba di Bandara Internasional Minangkabaudi Padang Pariaman, pada Minggu pagi pukul 06.36 WIB yang akan berwisata selama lima hari di Sumatera Barat pada 26-30 Januari 2020.
Akan tetapi pada hari kedua kunjungan ke sejumlah objek wisata di Kabupaten Tanah Datar diputuskan batal.
Kedatangan wisatawan mendapat penolakan dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Bukittinggi-Agam, yang membawa spanduk ke salah satu hotel yang menjadi lokasi menginap para turis di Bukittinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020