Keberadaan rumah panggung di Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu yang disebut sebagai rumah dimana Fatmawati Soekarno menghabiskan masa kecil hingga dewasa ternyata masih dipertanyakan kebenarannya. Sejumlah pihak termasuk Pemerintah Provinsi Bengkulu pun mulai menelusuri keberadaan rumah asli Fatmawati ini.
Beberapa saat setelah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan monumen Fatmawati Soekarno di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu, Rabu (5/2) lalu, Antara mewawancarai Ketua Yayasan Fatmawati, Hildawati Maulana Singedekane Hasan Din. Hilda mengatakan, rumah yang dibangun orang tuanya yakni Hasan Din bukan rumah yang sekarang dijadikan museum Fatmawati itu.
Rumah asli yang menjadi tempat Fatmawati tumbuh besar hingga akhirnya disunting Bung Karno menjadi istri ini berada di tempat yang saat ini sudah menjadi kantor BNI Cabang Utama Bengkulu di jalan S Parman nomor 34, Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu. Tempat ini berjarak sekitar 400 meter dari rumah yang saat ini disebut sebagai museum Fatmawati Soekarno.
"Rumah asli ibu Fatmawati yang di BNI itu dulu," kata Hilda. Hilda mengaku tak tahu pasti bagaimana proses hingga akhirnya rumah bersejarah itu malah beralih-fungsi menjadi kantor salah satu bank. "Mungkin dijual karena tidak ada yang menunggu," sambung Hilda. Hilda memperkirakan rumah itu dijual oleh salah satu keluarga Fatmawati Soekarno, tapi Hilda mengaku tak tahu pasti siapa yang menjualnnya itu.
Hilda merupakan adik Fatmawati. Ia merupakan anak Hasan Din dari istri kedua, sedangkan Fatmawati merupakan anak dari Hasan Din dari istri pertama yakni Siti Chadijah. Fatmawati merupakan anak satu-satunya atau anak tunggal dari pasangan Hasan Din dan Siti Chadijah. Hilda menyebut ayahnya itu memiliki 4 orang istri.
Disisi lain, Pemerintah Provinsi Bengkulu saat ini diketahui tengah mengumpulkan dokumen terkait keberadaan rumah asli Fatmawati Soekarno. Penelusuran kebenaran sejarah ini bahkan melibatkan Badan Musyawarah Adat Bengkulu. Salah satu objek penelusuran yakni untuk mengetahui bagaimana bentuk rancang bangun atau konstruksi dari rumah Fatmawati Soekarno yang asli.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah juga mengakui jika rumah yang saat ini dikenal sebagai museum Fatmawati itu bukan rumah asli yang ditempat Fatmawati bersama kedua orang tuanya yakni Hasan Din dan Siti Chadijah. Jika penelusuran ini selesai, kata Rohidin, Pemprov Bengkulu berencana akan membangun ulang rumah asli Fatmawati Soekarno itu ditempat yang sebenarnya.
"Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan kebijakan dari pemerintah pusat," harap Rohidin. Setelah membangun rumah asli Fatmawati Soekarno, Pemprov Bengkulu juga berencana akan menata kawasan tersebut sebagai pusat informasi sejarah perjuangan Fatmawati Soekarno, dimana di lokasi ini akan ditampilkan seluruh cerita tentang perjuangan Fatmawati baik selama di Bengkulu hingga menjadi ibu negara pertama.
Penataan kawasan Fatmawati Soekarno ini diharapkan menjadi ikon baru bagi Provinsi Bengkulu, sehingga bisa menyedot minat wisatawan domestik dan manca-negara untuk berkunjung ke Bengkulu. Hal ini juga menjadi harapan dari pihak keluarga Fatmawati Soekarno. "Dengan keinginan bapak gubernur mungkin bisa menggeser rumah Fatmawati ini ke posisi semula," harap Hilda.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
Beberapa saat setelah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan monumen Fatmawati Soekarno di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu, Rabu (5/2) lalu, Antara mewawancarai Ketua Yayasan Fatmawati, Hildawati Maulana Singedekane Hasan Din. Hilda mengatakan, rumah yang dibangun orang tuanya yakni Hasan Din bukan rumah yang sekarang dijadikan museum Fatmawati itu.
Rumah asli yang menjadi tempat Fatmawati tumbuh besar hingga akhirnya disunting Bung Karno menjadi istri ini berada di tempat yang saat ini sudah menjadi kantor BNI Cabang Utama Bengkulu di jalan S Parman nomor 34, Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu. Tempat ini berjarak sekitar 400 meter dari rumah yang saat ini disebut sebagai museum Fatmawati Soekarno.
"Rumah asli ibu Fatmawati yang di BNI itu dulu," kata Hilda. Hilda mengaku tak tahu pasti bagaimana proses hingga akhirnya rumah bersejarah itu malah beralih-fungsi menjadi kantor salah satu bank. "Mungkin dijual karena tidak ada yang menunggu," sambung Hilda. Hilda memperkirakan rumah itu dijual oleh salah satu keluarga Fatmawati Soekarno, tapi Hilda mengaku tak tahu pasti siapa yang menjualnnya itu.
Hilda merupakan adik Fatmawati. Ia merupakan anak Hasan Din dari istri kedua, sedangkan Fatmawati merupakan anak dari Hasan Din dari istri pertama yakni Siti Chadijah. Fatmawati merupakan anak satu-satunya atau anak tunggal dari pasangan Hasan Din dan Siti Chadijah. Hilda menyebut ayahnya itu memiliki 4 orang istri.
Disisi lain, Pemerintah Provinsi Bengkulu saat ini diketahui tengah mengumpulkan dokumen terkait keberadaan rumah asli Fatmawati Soekarno. Penelusuran kebenaran sejarah ini bahkan melibatkan Badan Musyawarah Adat Bengkulu. Salah satu objek penelusuran yakni untuk mengetahui bagaimana bentuk rancang bangun atau konstruksi dari rumah Fatmawati Soekarno yang asli.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah juga mengakui jika rumah yang saat ini dikenal sebagai museum Fatmawati itu bukan rumah asli yang ditempat Fatmawati bersama kedua orang tuanya yakni Hasan Din dan Siti Chadijah. Jika penelusuran ini selesai, kata Rohidin, Pemprov Bengkulu berencana akan membangun ulang rumah asli Fatmawati Soekarno itu ditempat yang sebenarnya.
"Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan kebijakan dari pemerintah pusat," harap Rohidin. Setelah membangun rumah asli Fatmawati Soekarno, Pemprov Bengkulu juga berencana akan menata kawasan tersebut sebagai pusat informasi sejarah perjuangan Fatmawati Soekarno, dimana di lokasi ini akan ditampilkan seluruh cerita tentang perjuangan Fatmawati baik selama di Bengkulu hingga menjadi ibu negara pertama.
Penataan kawasan Fatmawati Soekarno ini diharapkan menjadi ikon baru bagi Provinsi Bengkulu, sehingga bisa menyedot minat wisatawan domestik dan manca-negara untuk berkunjung ke Bengkulu. Hal ini juga menjadi harapan dari pihak keluarga Fatmawati Soekarno. "Dengan keinginan bapak gubernur mungkin bisa menggeser rumah Fatmawati ini ke posisi semula," harap Hilda.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020