Pekanbaru (ANTARA Bengkulu) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, Riau, menyebutkan dalam dua hari terakhir satelit NOAA-18 mendeteksi kemunculan titik panas di 45 lokasi yang tersebar di Sumatera.
         
"Puluhan titik panas diindikasi sebagai kebakaran lahan atau hutan itu terjadi di sejumlah provinsi di Sumatera," kata Analis BMKG Pekanbaru, Yudhistira Mawaddah, di Pekanbaru, Senin.
         
Ia mengatakan kemunculan 'hotspot' terbanyak berada di Riau dengan jumlah yang mencapai 23 titik, yakni 13 ditanggal 5 Januari dan sepuluh titik terdeteksi ditanggal 6 Januari 2013.
         
Titik panas juga terdeteki di wilayah daratan Sumatera Barat, dimana pada tanggal 5 Januari ada sebanyak delapan titik.
         
Kemudian di Provinsi Jambi, lanjut kata Yudhis, ada sebanyak delapan titik, dua muncul ditanggal 5 Januari dan enam muncul ditanggal 6 Januari 2013.
         
Untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara juga demikian, kata dia, muncul sebanyak lima titik, dimana dua diantaranya terdeteksi pada tanggal 5 Januari dan tiga lainnya terdeteksi ditanggal 6 Januari 2013.
         
"Sementara di Sumatera Selatan terdeteksi datu titik panas pada tanggal 5 Januari 2013. Untuk ditanggal 6 Januari, kembali nihil," katanya.
         
Potensi kemunculan titik panas menurut Yudhis masih akan terjadi pada hari ini hingga dua hari kedepan mengingat suhu udara yang masih panas.
         
"Memang, Januari ini sebenarnya sebagian besar wilayah di Sumatera masih musim hujan, namun akibat minimnya sistem kelembaban udara di atas Sumatra, menyebabkan suhu udara turut memanas," katanya.
         
Kondisi demikian yang kemudian menurut dia, berpotensi memunculkan titik panas untuk sejumlah wilayah di Sumatera, khususnya Riau.
         
"Kami mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan untuk kepentingan apapun. Karena hal itu akan mendatangkan bencana lanjutan seperti kabut asap," katanya. (ant)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013