Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari P Batubara menaikan nilai program sembako bagi keluarga penerima manfaat untuk periode Maret hingga Agustus 2020 menjadi Rp200 ribu per bulan dari sebelumnya hanya Rp150 ribu per bulan.

Kata Juliari kenaikan ini atas perintah langsung Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk merespon terjadinya perlambatan ekonomi dunia yang salah satunya dipicu mewabahnya virus corona atau Covid-19.

Pernyataan ini disampaikan Juliari saat meluncurkan program sembako dan program pemberdayaan sosial lainnya di gedung daerah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Senin (2/3).

"Bapak Presiden sangat menyadari situasi yang ada, oleh karena itu kami diperintahkan agar menaikan besaran dari Rp150 ribu menjadi Rp200 ribu untuk periode enam bulan kedepan dulu. Kalau memang ternyata enam bulan ini ekonomi membaik mungkin tidak diteruskan, tetapi kalau ekonomi kita masih mengalami perlambatan akibat dari dampak virus corona ini maka kita akan teruskan," kata Juliari.

Dijelaskan Juliari, total penerima manfaat program sembako tahun 2020 ini sebanyak 15,2 juta keluarga. Angka ini sudah berkurang 400 ribu keluarga jika dibandingkan dari tahun sebelumnya yakni 15,6 juta keluarga. Penerima manfaat program sembako ini merupakan keluarga kurang mampu.

Disisi lain Juliari berharap bahan pangan pada program sembako yang akan disalurkan kepada keluarga penerima manfaat ini dibeli dari petani di daerah masing-masing. Hal ini, kata Juliari, sekaligus untuk menumbuhkan perekonomian daerah.

Komoditas yang dapat dibelanjakan dari program sembako ini dari sebelumnya hanya beras atau telur, pada program sembako ini ditambahkan dengan komoditas bahan pangan yang mengandung karbohidrat seperti jagung, singkong, ubi, sagu serta umbi-umbian lainnya. 

Selain itu juga untuk protein hewani daging ayam, daging, ikan dan protein nabati tahu, tempe dan kacang-kacangan serta vitamin mineral seperti sayuran dan buah-buahan.

"Misalnya saya nambahin ayam atau daging ikan, kalau di daerah itu merupakan penghasil ikan maka ikannya diambil dari situ. Kalau di daerah itu tidak ada ikan adanya daging ayam maka ayamnya diambil dari sana," papar Mensos.

Sementara itu, Direktur Penanganan Fakir Miskin Kemensos Andi Z Dulung mengatakan hingga Maret 2020 Kemensos telah menyalurkan bantuan program sembako senilai Rp2,7 triliun. 

Sedangkan untuk Provinsi Bengkulu program sembako sudah disalurkan senilai Rp61 miliar lebih untuk 125.117 keluarga penerima manfaat. Sedangkan untuk Kabupaten Bengkulu Utara senilai Rp9.7 miliar lebih untuk 19.433 keluarga penerima manfaat.

Dijelaskan Andi, data BPS mencatat persentase penduduk miskin kembali menurun keangka 9,22 persen pada September 2019 dari sebelumnya 9,41 persen pada Maret 2019. Jika dilihat dari jumlah tersebut maka sudah sekitar 360 ribu orang keluar dari jerat kemiskinan dari Maret 2019 ke September 2019. 

"Hal ini menunjukkan bahwa upaya penanganan kemiskinan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah yang salah satunya adalah program sembako dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama bekerja guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera," papar Andi.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020